Sukses

Cara Tepat Cegah Darah Menstruasi Berbau Menyengat

Saat bakteri bercampur dengan darah maka darah menstruasi pun menjadi bau.

Liputan6.com, Jakarta Aroma darah menstruasi sangatlah khas. Beberapa diantara kita mungkin bertanya-tanya penyebab menstruasi berbau seperti itu. 

Menurut dokter obstetri dan ginekologi dari Florida, Christine Greves, sebenarnya percampuran antara darah dan bakteri yang membuat darah menstruasi memiliki aroma khas.

"Saat tangan terluka, darah yang mengucur tersebut merupakan darah baru. Namun, darah menstruasi berada di vagina dalam jangka waktu yang lama. Darah tersebut terkena paparan bakteri vagina sehingga darah menjadi bau," kata Greves, seperti dikutip dari Health, Selasa (18/6/2019).

Terkadang, Anda juga menyadari bahwa aroma darah menstruasi tidaklah sama. Hal ini karena jumlah bakteri di dalam vagina yang selalu berubah. Perubahan kecil bukanlah hal yang harus dicemaskan. Namun, bila darah menstruasi memiliki bau yang parah secara tiba-tiba, kunjungilah dokter Anda.

 

2 dari 2 halaman

Bila Darah Menstruasi Beraroma Amis

Bila mendapati darah menstruasi amis, bisa menjadi pertanda ada bacterial vaginosis yakni infeksi yang disebabkan pertumbuhan bakteri secara berlebihan pada vagina. Selain aroma darah menstruasi yang menyengat, gejala lain termasuk rasa panas terutama saat buang air kecil, gatal dan cairan abnormal dari vagina. Gejala ini bisa jadi salah satu alasan Anda untuk pergi mengunjungi dokter.

Namun, bisa juga itu merupakan pertanda lain. "Bau tidak sedap di sisi lain juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda mengunakan pembalut dalam jangka waktu yang terlalu lama," kata Greves.

Greves menyarankan penggantian pembalut secara rutin untuk menghindari infeksi dan agar darah menstruasi tidak berbau. Disarankan mengganti pembalut setiap 4 jam sekali.

Hindari penggunaan douche atau produk seperti tisu basah atau cairan semprot. Hal tersebut akan mematikan bakteri natural di vagina serta menyebabkan infeksi.

Selain mengganti pembalut secara berkala,  pilih pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu ketat. Selain itu, perhatikanlah gejala infeksi. Bila mengalaminya, periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penulis: Khairuni Cesario