Sukses

Vokalis Megadeth Dave Mustaine Idap Kanker Tenggorokan, Kenali Faktor Risikonya

Beberapa kebiasaan dan kondisi tertentu, bisa menjadi faktor risiko kanker tenggorokan seperti yang diderita vokalis dan gitaris Megadeth, Dave Mustaine

Liputan6.com, Jakarta Kabar mengejutkan datang dari vokalis dan gitaris Megadeth, Dave Mustaine. Musikus 57 tahun ini didiagnosis mengalami kanker tenggorokan.

"Saya telah didiagnosis menderita kanker tenggorokan. Ini jelas sesuatu yang harus saya hargai dan hadapi secara langsung," kata Dave Mustaine seperti dikutip dari laman resmi Megadeth pada Rabu (19/6/2019).

Meski begitu, dia mengatakan bahwa sudah pernah menghadapi halangan semacam itu sebelumnya. Mustaine juga mengungkapkan bahwa dirinya sedang merencanakan perawatan kanker tenggorokan dan optimis akan kesembuhannya.

"Kami telah memetakan rencana perawatan yang menurut mereka, memiliki tingkat keberhasilan 90 persen. Perawatan sudah dimulai," kata mantan gitaris Metallica itu.

Mustaine menambahkan, Megadeth akan membatalkan sebagian besar pertunjukkan mereka di 2019. Meski begitu, personel band lainnya akan tetap mengerjakan album terbaru mereka.

 

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Faktor Risiko Kanker Tenggorokan

Mengutip Mayo Clinic, kanker tenggorokan terjadi ketika sel-sel di tenggorokan mengalami mutasi genetik. Kondisi ini menyebabkan mereka terus tumbuh tanpa terkendal dan hidup sampai sel sehat mati.

Sel-sel yang terakumulasi bisa membentuk tumor di tenggorokan. Namun, tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi ini.

Yang pasti, para dokter di dunia mengatakan bahwa ada beberap faktor risiko yang membuat orang rentan terkena kanker tenggorokan.

Penggunaan tembakau seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, virus yang ditularkan secara seksual seperti human papillomavirus (HPV), pola makan kurang sayur dan buah, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), merupakan beberapa faktor risiko yang bisa mengembangkan masalah kanker pada tenggorokan.

Meski tidak ada cara yang benar-benar bisa mencegahnya, risiko tetap bisa dikurangi. Misalnya dengan berhenti atau tidak merokok, mengurangi konsumsi alkohol, pola makan dengan sayur dan buah, serta melindungi dari seks yang tidak aman.