Sukses

Peta Kepadatan Populasi Besutan Facebook Beri Kemudahan Pelayanan Kesehatan

Facebook ciptakan peta kepadatan populasi yang memberikan kemudahan pelayanan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Upaya memberikan pendampingan bagi masyarakat yang membutuhkan yang dilakukan organisasi bidang kesehatan terbantu berkat adanya peta kepadatan populasi besutan Facebook. Peta beresolusi tinggi yang dimotori oleh teknologi artificial intelligence (AI) bisa memberikan kemudahan organisasi kesehatan memberikan pelayanan kesehatan.

Cakupan peta kepadatan populasi ini menyasar penduduk kawasan Asia Pasifik. Peta kepadatan populasi beresolusi tinggi akan menunjukkan estimasi jumlah penduduk dalam jarak 30 meter, termasuk jumlah anak-anak di bawahusia lima tahun, jumlah perempuan pada usia produktif, dan informasi demografis lainnya.

“Peta kepadatan populasi Facebook dapat meningkatkan kinerja lembaga non-profit, termasuk kinerja peneliti dan bagaimana kebijakan dikembangkan," ucap John Wagner, juru bicara untuk Facebook Indonesia, sebagaimana keterangan rilis kepada Health Liputan6.com, ditulis Jumat (21/6/2019).

Contoh peta kepadatan populasi menunjukkan, distribusi jumlah penduduk usia tua (di atas 60 tahun) di Jepang. Peta dihasilkan dari kombinasi antara gambar satelit dan data sensus. 

"Peta dari Facebook ini sangat bermanfaat bagi organisasi kesehatan ketika melakukan pelayanan dan edukasi tentang kondisi penyakit kronis dan tantangan lain yang dihadapi populasi yang menua," lanjut John.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Edukasi Kehamilan dan KB

Ada juga contoh peta kepadatan populasi Australia. Gambar tersebut menunjukkan, distribusi jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun), yang dihasilkan dari kombinasi gambar satelit dan data sensus. Peta ini sangat bermanfaat bagi organisasi kesehatan ketika melakukan pelayanan dan edukasi tentang kehamilan atau keluarga berencana.

Serupa dengan Australia, peta AI Korea Selatan juga menunjukkan distribusi jumlah penduduk perempuan di Korea, yang dihasilkan dari kombinasi gambar satelit dan data sensus.  Selain edukasi pelayanan kesehatan, organisasi non profit yang berfokus pada pemberdayaan perempuan atau program pinjaman juga menargetkan perempuan wirausaha.

Untuk Indonesia, peta  menunjukkan distribusi jumlah penduduk laki-laki di Indonesia, dihasilkan dari kombinasi antara gambar satelit dan data sensus.

Sistem pemindaian komputer menguji 725 juta gambar satuan untuk menentukan apakah di dalam peta terdapat gambar gedung. Tim menemukan sekitar 28 juta gambar lokasi gedungatau bangunan hanya dalam beberapa hari. Data populasi ini sangat dibutukan bidang kesehatan.

“Sejak saya memulai karir bidang kemanusiaan di Peace Corps hingga beberapa minggu lalu saya berbicara dengan para ahli di World Health Assembly 2019 di Jenewa, kebutuhan yang utama saat ini adalah data populasi yang akurat,” jelas Manajer Penelitian Facebook, Alex Pompe.

3 dari 3 halaman

Diklaim Peta Paling Akurat

Facebook bekerja sama dengan pusat penelitian dan organisasi non-profit memanfaatkan big data dan AI guna mengatasi permasalahan dan tantangan sosial, kesehatan, dan infrastruktur di Asia, serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). 

Facebook menerapkan kekuatan pemrosesan komputer, keterampilan olah data yang mumpuni dan keahlian AI untuk menciptakan peta populasi lokal yang paling detail dan akurat di dunia. 

Facebook juga bekerja sama dengan Center for International Earth Science Information Network dari Columbia University untuk memastikan bahwa upaya ini menggunakan data administratif yang terkini dari seluruh negara yang terlibat.

Kombinasi seluruh data yang tersedia di publik dengan kemampuan teknologi AI, Facebook mampu menciptakan peta populasi yang tiga kali lebih detail dibandingkan sumber lainnya. 

Memanfaatkan kemampuan machine learning, Facebook mulai mengembangkan peta kepadatan populasi sebagai alat untuk mendukung konektivitas di seluruh dunia. 

“Peta populasi dari Facebook sangat mendukung Humanitarian OpenStreetMap dan misi Missing Maps dalam memetakan area-area yang beresiko tinggi dalam peta,” kata Direktur Eksekutif Humanitarian OneStreetMap, Tyler Radford. “Peta dari Facebook membantu kami untuk memfokuskan tenaga dan waktu relawan di tempat-tempat yang membutuhkan.”