Sukses

Cegah Stroke dengan 6 Cara Ini

Anda dapat melakukan beberapa hal untuk menurunkan resiko terkena stoke.

Liputan6.com, Jakarta Risiko stroke cenderung lebih tinggi pada orang yang telah berusia lanjut. Namun, stroke bisa menghampiri siapa pun di segala usia Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki hipertensi dan stroke juga berisiko tinggi. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian 140.000 orang Amerika setiap tahunnya. Dikabarkan, setiap 4 menit, seseorang menemui ajal karena stroke. Selain itu, 34 persen yang dirawat karena stroke berumur di bahwa 65 tahun.

Kabar baiknya adalah Anda dapat melakukan beberapa hal untuk menurunkan risiko terkena stoke. Melansir dari Prevention, berikut beberapa cara untuk mencegah stroke:

1. Rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab terbesar dari stroke. Penting bagi Anda untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Seberapa rutinnya tergantung pada kondisi kesehatan Anda saat ini.

"Jika Anda tidak memiliki tekanan darah tinggi maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan sebanyak satu kali dalam jangka waktu dua tahun. Beberapa dokter mungkin akan menyarankan dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun. Terutama bila Anda masuk ke dalam golongan usia muda," kata Spesialis Penyakit Jantung Robert Segal.

Namun, jika Anda memiliki hipertensi, dokter akan menyarankan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan.

 

 

2 dari 3 halaman

Hindari makanan tinggi kolesterol

2. Hindari Makanan Tinggi Kolestrol

Makanan yang mengandung anti-inflamisi seperti berry atau makanan sehat lainnya seperti salmon dapat menurunkan tekanan darah Anda secara alami. Faktanya, mengonsumsi diet sehat tersebut dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 11 mm Hg. Saat Anda menurunkan konsumsi garam, Anda juga dapat menurunkannya sebanyak 5 hingga 6 mm Hg.

"Seseorang harus menghindari makanan tinggi kolestrol yang dapat menyebabkan penyumbatan darah dan akhirnya menyebabkan stroke," kata Segal.

3. Konsumsi makanan Tinggi Potassium

Untuk menurunkan tekanan darah, seseorang biasanya akan berpikir untuk membatasi asupan sodium. Padahal, ada potassium yang memiliki peran penting.

"Saat air yang berada di tubuh terlalu banyak, tekanan darah meningkat. Sodium memberitahu tubuh untuk mengonsumsi lebih banyak air. Namun, potassium merupakan kunci untuk menyeimbangkan asupan garam tubuh karena dapat meregulasi keseimbangan cairan," kata Segal.

Masukkan makanan yang kaya potassium ke dalam diet Anda. Misalnya seperti alpukat dan ubi. Selain itu, Segal mengingatkan untuk menghindari konsumsi potassium dalam bentuk suplemen.

"Lebih baik untuk menghindari konsumsi potasium sebagai suplemen. Usahakan selalu memilih asupan alami," kata Segal.

3 dari 3 halaman

Aktif bergerak

4. Aktif bergerak

Anda telah mengetahui bahwa memiliki gaya hidup sedentary bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, obesitas dan kondisi kesehatan serius lainnya. Aktif bergerak meski hanya 30 menit sehari memberikan banyak dampak baik.

"Jika Anda menyadari bahwa Anda duduk hampir 8 jam setiap hari maka Anda kemungkinan kurang bergerak. Ini meningkatkan risiko stroke, tekanan darah tinggi, obesitas dan penyakit jantung," kata Segal.

Ambilah waktu jeda tiap harinya untuk berjalan kaki. Pastika Anda berolahraga untuk meningkatkan detak jantung Anda.

 

5. Batasi konsumsi makanan dengan sodium

Makanan tinggi sodium seperti sup kaleng, jus sayur dan lainnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hindari konsumsi makanan olahan. Dengan begitu, Anda dapat menghindari konsumsi sodium berlebih dan menurunkan risiko terkena stroke. 

 

6. Berhenti merokok

Atherosclerosis merupakan plak yang terdapat pada arteri disebabkan zat dalam rokok.

"Plak tersebut akan mempersempit arteri sehingga aliran oksigen ke tubuh berkurang termasuk ke jantung Anda," kata Segal.

Sebuah studi pada September 2017 dari Neurology meneliti 3000 laki-laki dan perempuan setelah mengalami stroke. Hasilnya menemukan bahwa berhenti merokok menurunkan risiko terkena stroke kembali dibandingkan dengan tetap merokok.

 

Penulis: Khairuni Cesario