Sukses

Aksi Bocah 6 Tahun Cegah Teman Sekolah Kelaparan

Khawatir salah seorang teman sekolahnya akan mengalami kondisi kelaparan membuat seorang bocah usia enam tahun asal AS melakukan aksi penggalangan makanan.

 

Liputan6.com, Jakarta Tak dipungkiri bahwa kelaparan masih menjadi salah satu tantangan bersama. Organisasi pangan dunia FAO mencatat lebih dari 113 juta orang di 53 negara mengalami kelaparan sepanjang 2018. Ada banyak hal yang menyebabkan kelaparan di suatu negara, salah satunya adalah krisis politik dan ekonomi.

Khawatir salah seorang teman sekolahnya akan mengalami kondisi kelaparan membuat seorang bocah usia enam tahun asal AS melakukan aksi penggalangan makanan.

Bocah perempuan bernama Eva Chapman itu telah mendonasikan 1.033 botol selai kacang dan jelly pada sembilan sekolah, termasuk sekolah tempatnya menuntut ilmu, Spruce Creek Elementary School di Port Oregon.

Perilaku tersebut tentunya membuat orangtua Eva bangga. "Aku sangat bangga padanya. Dia punya hati besar," ujar sang ibu, Nicole Chapman pada acara Good Morning America.

Aksi galang makanan yang dilakukan oleh Eva itu dimulai pada pertengahan April dan mendapat respons positif, termasuk dari Kanada.

"Kami mendapat banyak dukungan. Gerakan itu menyentuh dan menggerakkan hati banyak orang," Nicole melanjutkan.

 

2 dari 2 halaman

Khawatir Teman Sekolah Akan Kelaparan

Melansir laman New York Post, semuanya berawal ketika Eva menyadari ada salah seorang teman sekolahnya yang kurang beruntung kehidupannya. Eva kemudian khawatir apakah teman tersebut akan memiliki persediaan makanan yang cukup setelah musim panas. Karena usai musim panas sekolah tak lagi menyediakan makanan gratis atau pun kelebihan makanan.

Eva pun bertekad mengumpulkan makanan peanut butter and jelly (isi roti lapis selai kacang dan jelly)--makanan favorit anak-anak di AS. Dengan bantuan sang ibu, Eva menargetkan mengumpulkan 10 juta botol selai kacang dan jelly.

Meski jumlah selai kacang dan jeli impiannya masih jauh, Eva sudah sangat bahagia dengan hasil usahanya.

"Dia bisa merasakan sensasi kebanggaan dan pencapaian. Dan kurasa itu lebih dari segalama, dia bahagia mengetahui bisa menolong anak-anak lain," tutup Nicole Chapman.