Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Obat Baru yang Suntikkan Hasrat Seksual pada Wanita

Obat baru yang disetujui FDA ini mengobati hasrat seksual rendah pada wanita.

Liputan6.com, Jakarta Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini menyetujui obat baru untuk mengobati hasrat seksual rendah pada wanita. Obat yang disebut bremelanotide (bermerek Vyleesi) itu membantu wanita premenopause yang mengalami gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD).

HSDD merupakan suatu kondisi hasrat seksual rendah yang menyebabkan stres pribadi, tulis FDA dalam sebuah pernyataan. Cara obat ini bekerja dengan cara disuntikkan.

Suntikan di bawah kulit perut atau paha setidaknya 45 menit sebelum melakukan aktivitas seksual. Wanita tidak boleh mengonsumsi lebih dari satu dosis bremelanotide dalam periode 24 jam atau lebih dari delapan dosis per bulan.

Melansir laman Live Science, Minggu (30/6/2019), sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.200 wanita premenopause dengan HSDD, 25 persen dari mereka yang menggunakan bremelanotide merasakan peningkatan skor hasrat seksual dibandingkan dengan 17 persen yang menggunakan plasebo.

Bremelanotide berhubungan dengan reseptor di otak yang disebut reseptor melanocortin. Reseptor berperan layaknya fungsi biologis, seperti metabolisme dan asupan makanan, pigmentasi kulit, dan mengontrol nyeri. Tetapi tidak jelas bagaimana obat ini bekerja meningkatkan hasrat seksual, lanjut FDA.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Merangsang Erotis

Meski FDA juga mempertanyakan cara obat bremelanotide bekerja, secara teori, bremelanotide bisa meningkatkan dopamin--bahan kimia otak yang terlibat dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh.

Menurut, Kepala Division of Behavioral Medicine di University Hospitals Cleveland Medical Center, Sheryl Kingsberg, adanya rangsangan memicu memproses stimulasi erotis.

Kingsberg melanjutkan, fungsi seksual normal bergantung pada keseimbangan sinyal rangsang dan penghambatan di otak. HSDD menimbulkan terlalu banyak penghambatan sehingga hasrat seksual rendah.

Ada juga obat yang disetujui FDA untuk HSDD adalah flibanserin (bermerek Addyi). Flibanserin bekerja pada reseptor otak yang berbeda. Obat ini juga untuk meningkatkan hasrat seksual wanita.

Kedua obat ini juga memiliki frekuensi pemberian yang berbeda. Flibanserin perlu diminum setiap hari sebelum tidur, sedangkan bremelanotide diminum sesuai kebutuhan.

3 dari 3 halaman

Mual Saat Injeksi Pertama Kali

Efek samping flibanserin yang paling umum adalah kantuk dan pusing, sedangkan efek samping dari bremelanotide adalah mual, menurut Kingsberg.

Dalam studi bremelanotide, 40 persen wanita mengalami mual. Kondisi secara umum dialami saat injeksi atau suntikan obat pertama kalinya.

Sebanyak 13 persen bahkan harus mendapat mual mereka, kata FDA. Namun, lebih dari 90 persen wanita yang mengalami mual dalam uji coba obat. Ini menunjukkan bahwa mual dalam level ringan.

Selain itu, bremelanotide tidak boleh digunakan pada wanita dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau yang menderita penyakit jantung, menurut FDA.

Pasien harus berhenti minum bremelanotide setelah delapan minggu jika mereka tidak mengalami peningkatan dalam hasrat seksual.