Liputan6.com, Jakarta M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae merupakan beberapa spesies kuman dari Mycobacterium tuberculosis. Ya, kuman yang menyebabkan penyakit menular itu masuk golongan Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC.
Jumlah kasus baru TBC di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis, prevalensi laki-laki tiga kali lebih tinggi dibandingkan perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain.
Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5 persen dan hanya 3,7 persen partisipan perempuan yang merokok.
Advertisement
Dengan banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia, maka perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, dan gejalanya tak selalu terjadi selama dua minggu atau lebih. Maka dari itu, diperlukan upaya dan pengendalian faktor risiko TBC, dengan cara berikut ini:
- Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
- Membudayakan perilaku etika berbatuk
- Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat; Peningkatan daya tahan tubuh
- Penanganan penyakit penyerta TBC
- Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Untuk penanggulangannya TBC dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.  Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC
- Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko tinggi
- Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan obat dengan disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-centred support)
- Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain
- Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan berisiko tinggi serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC
2.  Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas
- Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan pencegahan TBC
- Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
- Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health coverage) dan kerangka kebijakan lain yang mendukung pengendalian TBC seperti wajib lapor, registrasi vital, tata kelola dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi
- Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk mengurangi dampak determinan sosial terhadap TBC
3.  Intensifikasi riset dan inovasi
- Penemuan, pengembangan dan penerapan secara cepat alat, metode intervensi dan strategi baru pengendalian TB
- Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasi baru untuk mempercepat pengembangan program pengendalian TB
Nah untuk mendapatkan diagnosis pengobatan tepat dan tuntas, agar sembuh serta kualitas hidup meningkat, Anda bisa memeriksakan diri ke RS EMC Sentul. Di salah satu rumah sakit terbaik itu, Anda bisa berkonsultasi dengan pakarnya ke Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), yaitu dr. Deva Bachtiar, Sp.P
Oh ya, dr. Deva ada setiap Selasa pukul 08.00-12.00 WIB dan Jumat pukul 08.00-12.00 WIB. Namun sebelumnya Anda disarankan mendaftarkan diri dengan menghubungi via telepon 021-29672977 ext. 1115 atau via SMS dan Whatsapp 085774711860.
Â
(*)