Liputan6.com, Jakarta - Rambut wajah juga dicukur? Tren kecantikan cukur rambut wajah ini dikenal dengan dermaplaning dan katanya bisa juga untuk mengangkat sel-sel mati.
Lapisan kulit mati menempel beberapa lapis di wajah dan ini berkontribusi pada beberapa masalah kulit Anda yang paling menjengkelkan. Misalnya kusam, keriput, dan berjerawat.
Baca Juga
Seperti dikutip Cosmopolitan pada Selasa, 2 Juli 2019, dermaplaning merupakan perawatan pengelupasan kulit yang dilakukan seorang dokter atau ahli estetika medis berlisensi.
Advertisement
Caranya men-cukur rambut wajah di permukaan kulit dengan lembut menggunakan pisau bedah. Ini bisa mengangkat kulit mati dan bulu halus. Jadi, pada dasarnya, ini seperti mencukur wajah Anda.
"Faktanya, ini melibatkan lebih banyak keterampilan ketimbang menghaluskan rahang Anda dengan alat cukur dan berharap yang terbaik," kata dokter medis dan spesialis kulit terkemuka Dr. David Jack
Â
Dermaplaning
Menurut Jack, pengelupasan lapisan atas kulit dengan dermaplaning ini hanya menghilangkan bagian atas kulit beberapa mikron untuk terkelupas dan tidak masuk lapisan atas kulit (dikenal sebagai epidermis) lebih dalam lagi.
Kedengarannya menakutkan tapi orang-orang berbondong-bondong mencoba menghilangkan rambut wajah agar wajah Anda terasa lembut, tanpa harus menggunakan exfoliator keras.
Jack mengatakan dermaplaning ini tak berbahaya selama dilakukan oleh seseorang yang tahu apa yang mereka lakukan dan memiliki pengalaman menangani pisau. Sehingga aman dan tidak sakit sama sekali.
"Rasanya seperti sedikit mendapat tekanan kuat pada kulit jika dilakukan dengan benar," ujarnya.
Â
Advertisement
Tidak Bisa dengan Pisau Cukur Biasa
Jack juga mengatakan, teknik ini tidak bisa dilakukan dengan pisau cukur biasa. Ini adalah teknik pengelupasan kulit yang jauh lebih halus.
"Pisau cukur cenderung mesin pemoting dan memiliki permukaan pisau yang tidak rata, sedangkan pisau bedah pisau potong laser sehingga sangat tajam dan lurus," kata Jack.
Hasilnya, menurut Jack, meminimalkan iritasi di permukaan kulit dan dapat mencukur lebih merata dan konsisten, membuat permukaan jauh lebih halus.
Selain itu tidak mengiritasi folikel sehingga praktis tidak ada risiko folliculitis atau reaksi pada pori-pori.
Sementara itu, ahli estetika medis di Medical Dermatology & Cosmetic Surgery, dan Melissa Doft, MD, ahli bedah plastik bersertifikat di NYC, mengatakan apabila Anda memiliki kulit yang sangat reaktif dan sensitif (seperti orang-orang dengan rosacea atau keratosis pilaris), sebaiknya tak melakukannya karena dapat mengiritasi kulit.
Hal yang sama berlaku bagi siapa pun yang memiliki jerawat yang meradang. Menggeser pisau bedah yang tajam ke jerawat dapat mengiritasi mereka dan memperburuk jerawat yang ada.
Â