Liputan6.com, Jakarta - Dokter Andreas Prasadja dari klinik gangguan tidur Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran memberi tanggapan mengenai fenomena Buteyko breathing yang sedang ramai akhir-akhir ini.
Baca Juga
Teknik bernapas melalui hidung dengan menutup mulut menggunakan plester saat tidur menjadi perbincangan setelah penyanyi jazz Andien membagikan pengalamannya.
Advertisement
Melalui unggahan di Instagram story-nya belum lama ini, ibu dari Kawa yang dikenal dengan perilaku hidup sehatnya ini membeberkan beragam manfaat yang sudah dia rasakan setelah menerapkan gaya tidur seperti itu.
Andreas mengatakan bahwa tidak ada salahnya mencoba tren ini yang bertujuan menghentikan kebiasaan tidur mengangak atau mengorok.
"Coba saja. Kalau bangun lebih fresh, pasangan bilang suara ngoroknya hilang, ya syukur," kata Andreas kepada Health Liputan6.com di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.
Akan tetapi, apabila sudah mencoba tidur dengan mulut diplester bangunnya masih juga tidak segar, siang mudah mengantuk, dan pasangan bilang masih mengorok, itu tandanya harus segera diperiksa.
Hubungan Mengorok dan Masalah Tidur
Lebih lanjut Andreas menjelaskan bahwa tidak semua orang yang mengorok memiliki masalah tidur. Mendengkur kalau kecapaian tidak apa-apa jika terjadi sekali-kali. Yang berbahaya kalau setiap malam mendengkur.
"Orang capek, kurang tidur, tidur jadi dalem, ototnya jadi lebih rileks, akhirnya tidur jadi mendengkur. Contohnya orang yang tidak mendengkur terus minum alkohol jadi mendengkur, itu tidak apa-apa. Sekali-kali kan?," Andreas menekankan.
Advertisement
Masalah Mengorok
Untuk pemeriksaan masalah mengorok yang serius Andreas menyarankan untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Tetapi ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah mengorok seperti tidur harus cukup atau memiringkan posisi tidur.
"Yang bisa Anda lakukan di rumah adalah pertama tidurnya harus cukup karena orang capek biasanya ngorok. Tidur posisinya disarankan miring pada tahap awal atau bagian punggung ditinggikan. Tetapi tidak sehat untuk jangka panjang," kata Andreas.
Andreas juga menyarankan untuk mengajarkan anak bernapas melalui hidung sejak kecil tetapi saat anak terjaga.
"Kalau begitu anak terbiasa bernapas melalui mulut, syaraf-syaraf pada wajah akan terganggu dan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada bagian rahang atas dan rahang bawah jadi kecil," katanya.
"Dan nanti dewasa, akan berkembang menjadi mendengkur dan sleep apnea," Andreas menambahkan
Penulis: Febrianingsih Alamako