Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya, sekitar 10 ribu pasien asal Indonesia berobat ke Rumah Sakit (RS) Mount Elizabeth di Singapura pada 2018 lalu. Hal ini diungkap oleh Dr. Noel Yeo, Chief Executive Officer RS Mount Elizabeth.
Yeo mengatakan, angka tersebut adalah total pasien asal Indonesia yang datang ke dua rumah sakit baik Rumah Sakit Mount Elizabeth dan RS Mount Elizabeth Novena.
Baca Juga
"Paling tidak ada sekitar seribu pasien Indonesia dalam sebulan, ini angka yang cukup besar," kata Yeo dalam konferensi pers perayaan 40 tahun RS Mount Elizabeth Singapura, di Kuningan, Jakarta pada Rabu (10/7/2019).
Advertisement
"Kalau diperkirakan persentasenya mungkin sekitar lebih dari 20 persen, tapi saya tidak yakin," tambahnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Penyakit yang Sering Dialami Pasien Indonesia
Yeo mengatakan, tren pasien asal Indonesia yang datang berobat ke Singapura kemungkinan akan terus berlanjut. Ada banyak alasan yang mendasari ini, salah satunya fasilitas yang disediakan di Singapura salah satunya adalah teknologi serta ketersediaan dokter yang dinilai berpengalaman.
Yeo mengatakan, ada beberapa penyakit yang diderita pasien Indonesia ketika mereka datang ke Singapura. Beberapa di antaranya yang paling sering ditemukan adalah masalah jantung dan kanker.
"Kanker yang biasa ditemukan pada pasien Indonesia adalah kanker kolorektum atau usus, yang kedua adalah kanker paru juga sering ditemukan. Untuk perempuan yang banyak adalah kanker payudara dan juga serviks," Yeo mengungkapkan.
Advertisement
Fasilitas dan Layanan yang Siap Tangani Kasus Rumit
Yeo menambahkan, kebanyakan pasien sudah datang dengan kondisi yang kompleks atau lebih berat. Maka dari itu, dibutuhkan penanganan dengan teknologi yang lebih baik untuk menanganinya.
"Kami punya robot yang bisa melakukan operasi rumit, kami punya PET-MRI, PET-CT. Ini yang membuat kami bisa menangani kondisi yang lebih kompleks," ungkap pria yang memulai karir sebagai dokter keluarga itu.
Stephens Lo, CEO RS Mount Elizabeth Novena menambahkan, ada 550 spesialis multidisipliner yang ada di bawah naungan Mount Elizabeth.
"Konsentrasi spesialis ini tidak tertandingi di Asia dan merupakan keunggulan utama karena kasus-kasus rumit memerlukan pendekatan tim dan tidak dapat ditangani oleh satu spesialis saja," kata Lo.
Lo mengatakan, di 2019, RS Mount Elizabeth telah melakukan 1.500 bedah robotik.
"Kami juga menantikan sistem sinar proton untuk perawatan kanker untuk tersedia di Mount Elizabeth Novena pada 2021," katanya.
Selain itu, biasanya pasien mengaku sudah melakukan perawatan di Indonesia, namun membutuhkan pendapat lain atau merasa tidak puas dengan pengobatan yang diterimanya di dalam negeri.