Sukses

Penyakit Tidak Menular Masih Tinggi, Menkes Minta Masyarakat Ubah Perilaku

Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi ancaman bagi pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi tantangan bagi pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Hal ini terlihat dalam Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2018 yang diluncurkan pada Senin kemarin. Dari data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, terlihat bahwa nilai untuk sub-indeks Penyakit Tidak Menular menurun di semua daerah.

"Kalau kita tidak berbuat sesuatu, data Litbang menunjukkan kita akan 70 persen naik. PTM di hilirnya, penyakit katastropik. Jadi jelas ini ditunjukkan bahwa di semua kabupaten provinsi, meningkat semua PTM-nya," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F. Moeloek di Kuningan, Jakarta, ditulis Selasa (16/7/2019).

Nila mengingatkan, PTM bisa dicegah. Yang terpenting adalah dengan perubahan perilaku. Ketika makan misalnya, gizi harus diperhatikan dengan baik dan seimbang.

"Kalau sudah problem nasional, intervensi dari provinsi pasti, tapi kita juga harus teriak mengatakan ke masyarakat bukan hanya pada tenaga kesehatan.

"Kepada masyarakat, yuk kita ubah perilaku kita, punya hidup sehat, olahraga, cek kesehatan secara berkala, makan sayur dan buah," Nila menegaskan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Inovasi dan Kolaborasi Multi-sektor

Menkes Nila juga menambahkan, inovasi juga dibutuhkan untuk memanajemen masalah seperti ini. Sehingga, provinsi tidak terus menerus bergantung pada bantuan pemerintah pusat.

"Kita sudah diingatkan sama Presiden, yuk kita berinovasi. Jadi kalau kita tidak punya tapi otak kita jalan, karena kita jalan dan pintar, ayo kita berinovasi," ujarnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Siswanto mengatakan bahwa angka IPKM 2018 Indonesia mengalami peningkatan namun beberapa PTM yang masih menjadi masalah bagi pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Di antaranya adalah stroke, penyakit jantung, dan kencing manis.

"Semuanya bisa ditanggulangi dengan mengubah perilaku, gaya hidup sehat, pemberdayaan masyarakat dan yang tidak kalah penting adalah kolaborasi multisektor, " kata Siswanto dalam kesempatan yang sama.