Â
Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar sekolah baru memulai ajaran baru pada Senin, 15 Juli 2019. Ada juga yang sudah memulai masa orientasi sekolah (MOS) pada pekan lalu.
Baca Juga
MOSÂ selalu jadi masa adaptasi yang sangat menguras emosi anak, sekaligus orangtua. Suasana kelas atau sekolah yang baru tentu membutuhkan usaha adaptasi yang tak mudah.
Advertisement
Terutama pada anak balita yang masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Begitu juga yang baru masuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA).
Â
Masalah Adaptasi
Â
Peran orangtua begitu besar untuk menyiapkan anak memasuki suasana sekolah, lingkungan dan teman-teman baru. Kemampuan adaptasi anak akan diuji di masa-masa ini. Tak perlu langsung marah atau menghakiminya jika anak mengeluh.
Tiap anak memang memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda. Ada yang dengan mudah menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan orang baru, ada juga yang malah menutup diri. Bahkan merasa dirinya berbeda dan tak percaya diri.
Â
Â
Â
Advertisement
Ajari Anak Buka Obrolan dan Berkenalan
Â
Pada anak yang masih balita, penting untuk mengajarkannya mengenalkan diri. Buat drama atau permainan yang membuat si anak menjelaskan nama panjang, umur dan alamatnya.
Untuk anak yang lebih besar, usia SD, ceritakan padanya kalau ia akan bertemu dengan banyak teman baru. Pesankan kepadanya ajaklah teman barunya berkenalan dan bermain bermain bersama atau mungkin berbagi makanan.
Bagi anak yang lebih besar usia SMP dan SMA, mereka akan cenderung lebih mengandalkan insting. Mana teman yang bisa 'klik' dengannya dan mana yang tidak.
Ini akan sangat penting membentuk kemampuan sosialisasinya. Minta anak menceritakan pengalamannya dan ingatkan dia jika menemui masalah, sebaiknya bercerita.
Â
Berkenalan dengan Gurunya
Â
Hal yang juga sangat penting dilakukan orangtua di hari-hari pertama sekolah adalah berkenalan dengan gurunya. Beberapa sekolah membuat sesi khusus pertemuan orangtua dan guru wali kelas.
Usahakan untuk hadir, karena komunikasi orangtua di rumah dan guru adalah kunci pendidikan menyeluruh. Dengan komunikasi yang baik dengan pengajar anak di sekolah, diharapkan pendidikannya berjalan dengan baik, begitu juga perkembangan psikologisnya selama bersekolah.
Penulis : Muthia Nugraheni / Dream.co.id
Advertisement