Liputan6.com, Jakarta Hanya dalam waktu empat bulan, Ulat Grayak Jagung (Fall Armyworm) telah menyebar di 12 provinsi di Indonesia. Fall Armyworm adalah hama tanaman asli Amerika.
Ulat Grayak Jagung yang merupakan serangga hama mampu bermigrasi dengan bantuan angin melintasi benua. Kemudian merusak atau menghancurkan pertanaman jagung dan tanaman lainnya hanya dalam semalam.
Advertisement
Baca Juga
“Kami mengantisipasi bahwa serangan Fall Armyworm akan menginfeksi pertanaman jagung di seluruh Indonesia dalam beberapa bulan mendatang," kata Direktur Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian, Edy Purnawan sebagaimana keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (18/7/2019).
Laporan Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Kementerian Pertanian mencatat, Fall Armyworm pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Maret 2019 di provinsi di Sumatera Barat.
Ulat pun menyebar di provinsi di Sumatera, Jawa, dan beberapa daerah di Kalimantan.
In Indonesia FAW first detected in West Sumatra on March this year. Within 4 months it moved across 12 provinces. The Government has urged all provinces to be vigilant to the FAW & the extension workers raise the awareness of the farmers and people in the infectious village pic.twitter.com/JSxN4oChvc
— FAO Indonesia (@FAOIndonesia) July 17, 2019
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kurangi Kerusakan
Ulat Grayak Jagung sejak 2016 bergerak agresif ke arah timur dengan menyapu Afrika. Lalu mendarat pertama kali di Asia pada pertengahan 2018 di India.
Sebelum ke Indonesia, ulat menyebar ke Bangladesh, Tiongkok, Myanmar, dan Sri Lanka. Respons cepat penanganan ulat pun dilakukan.
“Pemerintah akan mengorganisir lokakarya nasional bekerjasama dengan FAO pada akhir Juli 2019 untuk menyepakati tindakan multipihak paling efektif menanggapi serangan ini," jelas Stephen Rudgard, Perwakilan FAO di Indonesia.
"Kami memanfaatkan pelajaran dari negara-negara lain ketika menanggapi serangan di negara mereka sendiri sebagai praktik terbaik untuk memperlambat penyebaran dan membatasi kerusakan."
#FallArmyworm (Spodoptera frugiperda), a/ hama serangga di lebih dari 80 spesies tanaman yg menyebabkan kerusakan secara ekonomi thd sereal yang dibudidayakan seperti jagung, padi, sorgum, dan juga tanaman sayuran dan kapas.🐛🌽🌾🥦🐛#ZeroHunger@ditlin_tp pic.twitter.com/2PQ6fNtUyk
— FAO Indonesia (@FAOIndonesia) July 17, 2019
Advertisement
Kendalikan Populasi Ulat
Kementerian Pertanian sudah mengimbau petani agar waspada terhadap Ulat Grayak Jagung.
"Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) telah bekerja di lapangan bersama penyuluh untuk memberi saran kepada petani tentang cara melindungi tanaman dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama ini," Edy melanjutkan.
FAO bersama otoritas terkait memprakarsai program kesadaran berupa menginformasikan dan melatih petani tentang teknik pengelolaan hama terpadu untuk mengendalikan Ulat Grayak Jagung.
Cara mengendalikan hama tersebut di antaranya penggunaan biopestisida dan pestisida kimiawi. Upaya ini untuk membatasi dan menekan populasi Ulat Grayak Jagung.
.@FAO Rep., Dr. @StephenRudgard: The Government will be co-organizing a national workshop with .@FAO at the end of July to agree on the most effective action to respond to this attack. 🐛🌽🌾🥦🐛 pic.twitter.com/1t44j1VKWJ
— FAO Indonesia (@FAOIndonesia) July 17, 2019