Sukses

Remaja Indonesia Belum Paham Soal Penyakit Menular Seksual Selain HIV

Riset menemukan bahwa mayoritas remaja di Indonesia sudah mengerti soal HIV, namun kurang pemahaman akan penyakit menular seksual lainnya

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, pendidikan seks pada remaja di Indonesia lebih banyak dikaitkan dengan pencegahan HIV/AIDS saja. Namun, masih banyak yang kurang memahami tentang penyakit menular seksual lainnya.

Fakta ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser lewat merek alat kontrasepsi Durex di lima kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya.

"95 persen menyatakan saya tahu tentang HIV. Tapi yang lain-lainnya seperti kandidiasis, apalagi herpes, apalagi sipilis dan gonorea, sangat sedikit dari mereka yang mengetahuinya," kata dokter Helena Rahayu Wonoadi, Direktur CSR Reckitt Benckiser dalam pemaparannya di Jakarta, ditulis Senin (22/7/2019).

Dari 500 remaja yang disurvei secara daring, hanya 33 persen yang mengetahui tentang gonorea, 38 persen yang tahu mengenai sipilis, 54 persen tahu tentang herpes atau HPV, dan 57 persen yang tahu tentang kandidiasis.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Masih Percaya Mitos Soal HIV

Terkait HIV sendiri, masih banyak remaja yang percaya akan informasi yang salahserta stigma tentang orang dengan HIV/AIDS atau ODHA.

Penelitian tersebut menemukan bahwa tiga dari 10 remaja masih berpikir bahwa melakukan aktivitas sehari-hari bersama ODHA bisa menularkan penyakit menular seksual. Selain itu, 55 persen dari peserta masih mengira bahwa HIV bisa menular lewat ciuman.

"Jadi mereka minim sekali pengetahuan ini," kata Helena.

Selain kurangnya pemahaman mengenai penyakit menular seksual di luar HIV, studi ini juga menemukan bahwa pendidikan seks pada remaja di Indonesia mulai diperkenalkan di usia 14 sampai 18 tahun. Padahal, mereka sudah mengalami pubertas di usia 12 hingga 17 tahun.