Liputan6.com, Michigan Seorang wanita menderita luka bakar tingkat dua saat dirinya sedang asyik mengisi daya ponsel miliknya. Hal ini memicu percikan listrik yang mengenai kalung yang dikenakannya. Remaja berusia 19 tahun--yang tidak disebutkan namanya--sedang berbaring di tempat tidur dengan ujung pengisi daya terletak di bawah bantalnya.
Meskipun pengisi daya dicolokkan ke stop kontak listrik (soket), tidak terpasang ke ponselnya, ia merasakan sensasi terbakar dan rasa sakit yang hebat di lehernya. Remaja itu pun lantas dilarikan ke University of Michigan's C.S. Mott Children's Hospital.
Advertisement
Ia didiagnosis dengan luka bakar ketebalan parsial melingkar, yang juga dikenal sebagai cedera luka bakar tingkat dua. Kasus ini dipublikasikan di jurnal Annals of Emergency Medicine berjudul Circumferential Partial-Thickness Burn Caused by Mobile Telephone Charger: A Case Report.
"Dia menjalani angiogram tomografi komputer (sejenis X-Ray). Lukanya dibersihkan dan ditangani. Kalungnya dilepas. Kemudian dia dipulangkan ke rumah. Dia kemungkinan mengalami luka bakar cedera listrik dari pengisi daya karena kontak dengan kalungnya, yang menyebabkan luka bakar," tulis ahli pediatrik Carissa Bunke dalam laman jurnal Annals of Emergency Medicine, Minggu (28/7/2019).
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Risiko Sengatan Listrik
Carissa menyampaikan, arus listrik dari pengisi daya ponsel menyentuh kalungnya lalu mentransmisikan arus ke dalamnya. Para peneliti juga mencatat cedera arus listrik dapat meningkat, terutama dengan peralatan yang lebih murah dari produsen pengisi daya.
“Pengisi daya ponsel dapat menyebabkan luka bakar atau sengatan listrik. Bahkan dengan perangkat bertegangan rendah, jika arusnya tinggi, maka sengatan listrik bisa parah. Remaja khususnya berisiko mengalami cedera karena sering menggunakan perangkat seluler mereka," ujar Carissa, dikutip dari The Sun.
Mereka harus dinasihati untuk tidak tidur dengan ponsel atau perangkat seluler yang terisi daya di tempat tidur. Jangan biarkan pengisi daya terpasang ketika tidak terhubung ke ponsel, saran Carissadari Pediatric Emergency Medicine, University of Michigan C.S. Mott Children’s Hospital.
Dalam kebanyakan kasus, luka bakar menyebabkan rasa sakit yang cukup parah sehingga memerlukan pengobatan serta tindak lanjut akan diperlukan yakni mengobati pusat luka bakar. Pada sebagian besar kasus, pasien yang mengalami cedera sengatan listrik harus dites untuk mengetahui kelainan detak jantung (aritmia). Ini terjadi karena gangguan konduksi listrik.
Advertisement
Perlu Cangkok Kulit
Dilansir dari News Medical Life Science, dalam kasus terburuk, luka bakar yang dalam dapat terjadi sehingga memerlukan cangkok kulit untuk menutupi luka. Bahkan pasien datang dengan kerusakan serius pada area yang luas.
Jika terjadi pada kasus seperti itu, maka komplikasinya banyak, termasuk rhabdomyolysis, pemecahan protein otot akibat cedera parah; kesulitan bernapas karena kerusakan saluran napas maupun cedera pada jantung dan organ tubuh lain.
Sebuah studi dilakukan di bawah Electrical Safety First yang berbasis di Inggris menguji 64 perangkat pengisi daya generik. Tes kekuatan listrik adalah tes dasar untuk perangkat listrik, yang dimaksudkan menentukan apakah isolasi mencegah aliran arus di luar kawat internal. Hasil mengejutkan, 58 persen pengisi daya yang diuji gagal, bahwa penghalang isolasi yang disediakan dalam pengisi daya ini tidak memadai untuk menahan arus listrik.
Cara terbaik untuk tetap aman adalah mendidik remaja dan keluarga tentang cara menggunakan pengisi daya dengan aman. Salah satu tips yang sangat baik adalah memutuskan pengisi daya saat tidak digunakan. Selain itu, perangkat seluler tidak digunakan saat mengisi daya. Trik ini dapat mencegah cedera jika terjadi kebocoran sengatan listrik dari pengisi daya ponsel.