Liputan6.com, Jakarta Saat ini banyak orangtua yang merasa anaknya lebih aman saat mereka berhadapan dengan perangkat seperti gawai atau komputer untuk kemudian mengakses internet atau bermain gim.
Padahal, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI mengatakan bahwa hal tersebut belum tentu membuat anak lebih aman dari dampak negatif dunia maya.
Baca Juga
"Orangtua jangan senang, jangan merasa aman kalau anaknya di rumah terus, di kamar terus,"Â kata Lies Rosdianty, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak KPPPA
Advertisement
"Saya tidak menyarankan kalau komputer itu di dalam kamar," ujarnya ditemui di Kantor KPPPA, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (29/7/2019).
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Yang Terpenting Pengawasan
Lies mengatakan penggunaan komputer atau laptop di kamar anak membuat orangtua menjadi lebih sulit dalam mengawasinya. Bahkan, tidak jarang mereka marah ketika orang dewasa masuk ke dalam ruangan tersebut.
Kepada Health Liputan6.com, Lies menambahkan bahwa yang terpenting saat ini adalah pengawasan. Dia mengatakan, sudah tidak perlu lagi regulasi tambahan yang mengikat industri dunia digital agar lebih ramah anak.
"Sebetulnya kalau berbicara kebijakan sudah banyak. Hanya sekarang implementasinya, pengawasan. Pengawasan itu harus semua. Mulai dari orangtua, lingkungan, semua itu harus ikut dalam pengawasan, itu yang barangkali harus didorong," Ujar Lies.
Salah satu contohnya adalah soal gim. Masih banyak ditemukan masalah anak yang terkait dengan permainan video gim. Dia mengungkapkan sesungguhnya sudah ada rekomendasi terkait waktu bermain gim untuk anak.
"Tapi siapa yang mengawasi di lapangan, apalagi kalau gim online," Lies memberikan contoh.
"Itu yang harus dibuat bagaimana mekanismenya supaya pengawasan dilakukan dengan baik."
Advertisement