Liputan6.com, Jakarta Bagi jemaah calon haji wanita yang akan berangkat ke Tanah Suci kelak, tak perlu khawatir soal menstruasi. Ada cara mengendalikan siklus menstruasi agar ibadah haji nyaman dilakukan.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan, M Ilhamy Setyahadi, menjelaskan cara pengaturan bisa dengan memajukan atau menunda siklus menstruasi. Artinya, siklus menstruasi dipercepat atau ditunda hingga pulang kembali ke Tanah Air.
Â
Advertisement
"Tergantung apakah umrah, haji yang 40 hari atau haji khusus yang lamanya 14 hari. Kalau umrah dan haji khusus, cara mengatur menstuasi bisa dengan memajukan siklus. Jadi, saat ibadah di sana, wanita akan berada di tengah-tengah dua siklus," jelas Ilham, sapaan akrabnya saat siaran Live Streaming Radio Kesehatan, Kementerian Kesehatan, ditulis Kamis (1/8/2019).
Sementara, untuk ibadah haji yang lebih dari 40 hari bisa dilakukan kombinasi yakni dimajukan atau ditunda.Â
Dalam siklus menstruasi, ada hormon yang memengaruhi yakni estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium (indung telur). Progesteron termasuk hormon yang paling berpengaruh.
"Ketika kadar hormon progesteron mengalami penurunan, maka 2-3 hari kemudian wanita akan menstruasi. Intinya, dalam mengendalikan siklus menstruasi, kadar progesteron harus tetap dipertahankan agar tidak terjadi menstruasi. Atau kadar progesteronnya naik," paparnya.
Â
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Obat Hormon Progesteron
Cara mempercepat dan memajukan siklus menstruasi dilakukan 2-3 bulan sebelum keberangkatan ibadah haji. Proses ini menggunakan obat oral (bentuk pil) khusus hormon progesteron. Pada proses memajukan siklus menstruasi, kadar progesteron dapat dinaikkan.
"Kadar progesteron yang naik, kemudian tiba-tiba dilepaskan. Yang biasanya siklus menstruasi, misalnya, terjadi dua minggu lagi, bisa dipercepat keluar dalam 2-3 hari setelah minum obat. Saat di Tanah Suci nanti, wanita tidak akan minum obat progesteronnya. Ya, karena selama ibadah haji, tidak ada siklus menstruasi," ujar dokter yang berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta itu.
Adanya obat pengendali hormon ini, siklus menstruasi bisa dimajukan 7-14 hari. Ilham menekankan, cara ini berlaku untuk wanita yang punya siklus haid teratur, baik 21 hari, 28 hari maupun 35 hari.
"Kalau pengen menunda menstruasi ya bisa juga. Namun, obat diminum terus menerus (kadar progesteron dipertahankan) sampai misalnya, mau pulang ke Tanah Air. Pas pulang nanti, 2-3 hari baru setop minum obatnya. Setelah itu tunggu beberapa hari kemudian menstruasi akan terjadi," Ilham menuturkan.
Obat hormon progesteron yang digunakan memajukan atau menunda siklus menstruasi ini sama. Hanya saja, lanjut Ilham, ada trik khusus cara mengendalikannya yang hanya diketahui dokter spesialis obstetri dan ginekologi.Â
Advertisement