Sukses

Tak Disadari, Alat Kontrasepsi Wanita Ini Pindah dari Lengan ke Paru-Paru

Perempuan ini tak sadar jika kontrasepsi yang dipasang di lengannya berpindah ke paru-paru

Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan di Portugal telah menggunakan KB implan selama delapan tahun. Namun yang tidak ia sadari, alat kontasepsi itu berpindah masuk ke paru-parunya.

Sebuah catatan kasus di BMJ Case Reports Juli 2019 melaporkan itu. Wanita 31 tahun itu awalnya memasang kontrasepsi implan di lengan bagian atasnya.

Selama tiga bulan, dia mengalami pendarahan vagina. Kondisi itu membuatnya menemui dokter yang akhirnya, menemukan bahwa implan tersebut sudah berpindah bagian tubuh.

Mengutip Science Alert pada Kamis (1/8/2019), perempuan itu diketahui sudah memasang dua implan kontrasepsi sebelumnya, dan melakukan penggantian selama beberapa tahun setelah digunakan. Implan pertama dipasang pada 2010 dan implan ketiga yang bermigrasi ke paru-parunya, dipasang pada 2017.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Sempat Mengalami Kesulitan

Diketahui, KB implan yang dipasang berukuran tipis seperti batang korek api. Alat itu bekerja dengan cara melepaskan hormon progestin ke tubuh pemakainya sehingga lendir serviks mengental dan menghentikan sperma agar tidak masuk ke sel telur dan membuahi.

Alat tersebut dimasukkan ke bawah kulit lengan dan bisa digunakan hingga lima tahun.

Dalam kasus tersebut, dokter sempat mengalami kesulitan untuk menemukan kontrasepsi tersebut. Awalnya, mereka mencar di daerah bisep namun tetap tidak ketemu.

Dengan menggunakan ultrasonik, para dokter menemukan bahwa implan tersebut sudah berpindah ke paru-paru sebelah kirinya.

Mereka segera menggunakan operasi dengan bantuan video untuk menemukan objek tersebut. Setelah dikeluarkan, pasien harus dirawat selama empat hari dan boleh pulang tanpa mengalami komplikasi.

3 dari 3 halaman

Penyebab Berpindahnya KB Implan

Dalam laporannya, para dokter dari departemen ginekologi di sebuah rumah sakit di Viana do Casteo menuliskan kemungkinan mengapa itu bisa terjadi.

"Faktor risiko untuk perpindahan (implan) adalah teknik penempatan, jika dimasukkan secara mendalam, migrasi bisa terjadi ke dalam sistem vena dan kemudian sistem arteri paru," tulis para dokter seperti dikutip dari The Sun.

"Dan praktik latihan fisik yang berat setelah penempatan dengan benar, tampaknya meningkatkan risiko migrasi vaskular."

Meski tidak menjelaskan tentang terjadinya pendarahan, namun ada kecurigaan ketidakefektifan alat tersebut, membuat haidnya muncul kembali. Kasus ini pun terbilang langka.

"Risiko perpindahan kontrasepsi implan sangat rendah," kata Dr. Tania Adib, konsultan ginekologi dari Kensington Medical Chambers, Inggris.