Liputan6.com, Jakarta Kesulitan memeroleh air bersih dan listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) dialami sebagian besar tenaga kesehatan, khususnya Tim Nusantara Sehat yang dibesut Kementerian Kesehatan. Mereka harus mengambil air bersih berkilo-kilo meter jauhnya.Â
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberi solusi soal kesulitan dalam mendapatkan air bersih ini.
Advertisement
"Di kementerian ESDM, kami menangani pembuatan sumur bor untuk daerah-daerah sulit air bersih, termasuk wilayah 3T. Sumur bor ini berada di bawah kendali kami, khusus kebutuhan air permukaan tanah," ujar Jonan dalam acara 'Pertemuan Koordinasi Tim Nusantara Sehat Batch 9, 10, 11' di Jakarta, ditulis Rabu (7/8/2019).
Menteri Jonan menambahkan, Kementerian ESDM membuat sumur bor sebanyak 1.000 sumur dalam setahun. Kedalaman sumur bor mencapai 250 meter.
"Bisa kok dibuat sumur bor untuk kebutuhan air bersih di daerah Adik-adik yang bertugas di wilayah 3T. Nanti tolong di data, kirim nama desa, kecamatan, dan kabupatennya langsung ke saya saja. Boleh juga kirim emailnya dari Ibu Menteri Kesehatan (Nila Moeloek) ke saya," lanjutnya.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kendala Pembuatan Sumur
Jika memang di daerah 3T membutuhkan sumur bor, maka akan diupayakan tenaga untuk membuat sumur tersebut. Namun, ada prosedur serta kendala yang mungkin dilalui.
"Kadang minta izin pemerintah setempat (buat membangun sumur bor) susah, Mereka ada yang enggak mau. Bisa kelihatan kalau ada (pemerintah setempat) yang enggak mau, misalnya, perizinannya dipersulit," ujar Jonan.
Â
Advertisement
Jaringan Listrik
Kendala lain, kegiatan sosialisasi kesehatan tanpa listrik juga terhambat. Hal tersebut dituturkan Andriana, perwakilan Tim Nusantara Sehat yang ditugaskan di Ropang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kami menggunakan media untuk promosi kesehatan (promkes). Tapi karena enggak ada listrik jadi susah mensosialisasikan ke masyarakat. Di sana jalanan juga sulit (tidak ada penerangan). Jadi, kalau mau sosialisasi malam hari sudah pada tidur masyarakatnya," ujar Andriana.
Untuk layanan listrik di puskesmas, lanjut Jonan, bisa saja dibangun. Asalkan di daerah tersebut sudah ada listrik atau tower listrik.
"Di Sumbawa sudah 80 persen listrik ada. Tinggal 20 persen itu daerah-daerah terpencil dan jauh sekali, yang memang belum ada listrik. Saat ini kami terus coba selesaikan," katanya.