Sukses

79 Persen Tenaga Kesehatan di Asia Pasifik Melek Digital, Bagaimana dengan Indonesia?

Di kawasan Asia Pasifik, 79 persen tenaga kesehatan melek digital, lantas bagaimana kondisi di Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 79 persen dari 400 tenaga kesehatan profesional yang disurvei di seluruh wilayah Asia Pasifik sudah melek teknologi digital. Berbagai teknologi digital yang terhubung internet juga aplikasi mobile menjadi pendukung kinerja tenaga kesehatan. Temuan ini merupakan hasil studi Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global di bidang teknologi kesehatan.

Laporan berjudul Transforming healthcare  experiences: Exploring the impact of digital health technology on healthcare professionals and patients menunjukkan, tenaga kesehatan profesional memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan lainnya.

Pemanfaatan teknologi digital dalam hal perencanaan perawatan/pengobatan (44 persen); konsultasi jarak jauh antara pasien dan praktisi kesehatan profesional (40 persen); menyediakan akses hasil tes kesehatan untuk pasien (39 persen); dan memonitor pasien jarak jauh (35 persen).

Penggunaan lainnya termasuk perawatan, diagnosa, dan pengobatan kondisi yang diresepkan serta perawatan di rumah (rawat jalan). Laporan studi yang menajdi bagian Future Health Index (FHI) 2019 mencerminkan, persoalan yang diperlukan untuk mempercepat transisi layanan kesehatan dari berbasis volume menjadi berbasis nilai demi memenuhi dorongan global untuk sistem layanan kesehatan berkelanjutan.

Hasil studi yang diterima Health Liputan6.com,  Kamis (8/8/2019), menunjukkan peran teknologi kesehatan digital dalam meningkatkan pengalaman individu pasien dan tenaga kesehatan. Penelitian ini melibatkan 15.000 individual dan lebih dari 3.100 tenaga kesehatan profesional di 15 negara di seluruh dunia.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia sedang Beralih ke Era Digital

Meskipun tidak ada data khusus, kondisi Indonesia juga mencerminkan tren di Asia Pasifik. Industri kesehatan di Indonesia sedang beralih ke era digital.

Dalam Global Health Digital Partnership (GDHP) keempat di New Delhi pada Februari 2019, Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan dukungannya terhadap pemanfaatan teknologi digital untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.

Sebagai negara kepulauan, teknologi seperti telemedis punya potensi memperluas akses kesehatan yang lebih baik, bahkan di area terpencil.

“Kami memahami peran inovasi dan teknologi dalam mendorong layanan kesehatan yang inklusif bagi semua orang,” komentar Presiden Direktur Philips Indonesia, Dick Bunschoten. “Solusi telemedis kami di Indonesia telah membantu menghubungkan tenaga kesehatan profesional dengan pasien di daerah terpencil."

Ia mencontohkan, teknologi diagnosis dan perawatan pada point-of-care (tempat kejadian) dalam situasi darurat. Selain itu, Philips tengah bekerja sama dengan rumah sakit lokal untuk menyediakan solusi digital terintegrasi, yang menyatukan data populasi pasien. Upaya ini membantu mendorong pendekatan perawatan yang proaktif.”