Liputan6.com, Jakarta Paparan partikel polusi udara dapat bersarang di paru-paru. Pada umumnya, partikel polusi udara PM2.5 berupa partikel kecil-kecil yang sangat halus sekali. Jika seseorang terus terpapar partikel PM2.5, paru-paru kian rusak.
Dokter spesialis paru dan pernapasan konsultan paru kerja dan lingkungan, Feni Fitriani Taufik menjelaskan, proses kerusakan paru-paru yang terdampak partikel PM2.5.
Advertisement
Baca Juga
“Dampak polusi udara sangat berbahaya terhadap kesehatan paru-paru. Sebagai organ pernapasan paling akhir, paru-paru menjadi tempat bersarangnya partikel-partikel sangat kecil dan berbahaya yang terkandung dalam polusi udara,” papar Feni sebagaimana keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, Jumat (9/8/2019).
Ukuran partikel PM2.5 halus sekali. Bahkan 100 kali lebih halus daripada satu helai rambut. Terbayang, bila terus terhirup dalam jangka panjang akan meningkatkan jumlah radikal bebas yang tidak dapat dinetralisir oleh antioksidan alami dalam tubuh.
Partikel PM2.5 yang bersarang di paru-paru akan merangsang terjadinya perubahan sel dalam saluran pernapasan, diserap ke pembuluh darah, dan menyebar ke berbagai organ tubuh. Dalam waktu yang lama akan terjadi peradangan sistemik, penurunan fungsi paru, serta merangsang terbentuknya risiko penyempitan pembuluh darah.
Yang lebih berbahaya, dampak berbahaya PM2.5 memicu sejumlah penyakit kronik.
“Partikel berbahaya polusi udara ini memicu sejumlah penyakit kronik seperti kanker paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), stroke, penyakit jantung, dan diabetes,” lanjut Feni, yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Tangkal Radikal Bebas
Untuk menangkal radikal bebas dari polutan udara, masyarakat yang tinggal di perkotaan bisa menggunakan masker dan mengurangi aktivitas luar ruang. Ada juga cara lain, yakni mengonsumsi antioksidan alami dari beberapa jenis buah, sayur, dan kacang-kacangan.
“Mengonsumsi secara rutin dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh akibat polusi udara,” kata dokter spesialis gizi klinik Raissa Edwina Djuanda.
Ia juga menyarankan, jalani Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan konsumsi makanan bergizi, memperbanyak makan sayur dan buah-buahan. Masyarakat juga perlu mencukupi asupan air putih, istirahat cukup, sering cuci tangan, dan tidak merokok.
“Cara ini efektif mengurangi dampak polusi udara pada tubuh. Pastikan juga Anda selalu rutin mengonsumsi bahan-bahan makanan yang mengandung antioksidan tinggi,” ujar Raissa, yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah.
Advertisement