Sukses

Usaha Paskibraka Nasional 2019 Satu Ini Membawa Nama Lampung Kembali Berjaya

Bagas, Paskibraka Nasional 2019 dari Lampung, memiliki target jadi pembentang.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga tahun berturut-turut, Paskibraka dari Lampung yang melaju ke tingkat nasional bertugas di posisi sentral.

Sahara Nugra Diani, Paskibraka 2016, bertugas sebagai serpihan kelompok delapan. Tahun 2017, Muhammad Ridho Nur Sufi menjalankan tugas sebagai Komandan Kelompok (Danpok) 17 pada upacara bendera di sore hari.

Dan yang terakhir, Muhammad Genta Lambang, mendapat amanat dari para pelatih menjadi Danpok 8 untuk upacara sore hari.

Kini, beban yang lumayan berat dipikul calon Paskibraka Nasional 2019, Bagas Satria Wijaya. Keberhasilan para seniornya, menjadi cambuk baginya untuk berlatih lebih tekun. 

"Saya tentu saja punya target, cuma beda jalur. Karena saya merasa tidak cocok di suara, wibawa saya juga kurang. Saya memutuskan cari yang lain saja," kata Bagas kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur.

Oleh sebab itu, target anggota Paskibraka Nasional 2019 yang bersekolah di SMA Negeri 1 Metro ini menjadi pembentang bendera merah putih. 

"Penggerek itu kan pakai hati, insting. Nah, insting saya juga kurang. Makanya, target saya adalah pembentang," ujarnya.

Menurut Bagas, kepribadiannya yang tenang dirasa pas untuk menjadi seorang pembentang. "Saya itu orangnya apa-apa dibawa santai. Jadi, apa yang diperintahkan, dijalani saja. Kalau sekiranya berat, ya sudah, mau gimana, namanya juga tugas," katanya. 

Baca juga: Paskibraka Nasional 2019 Putri Batal Pakai Celana Panjang?

Sebab, seorang pembentang harus bisa berkonsentrasi. Dengan memiliki jiwa serta kepribadian yang tenang, berkonsentrasi jadi lebih mudah.

"Fokus sama konsetrasi. Perlu juga insting, tapi sedikit. Tidak seperti penggerek," katanya.

 

Simak Video Menarik Terkait Paskibraka Nasional

2 dari 2 halaman

Target Paskibraka Nasional 2019 dari Lampung

Saat berlatih di Lampung, Bagas sering bertanya ke Genta soal suara lantaran seniornya itu pernah menjadi Danpok. Bagas pun coba mempraktikkan yang telah diajarkan kepadanya. Hanya saja, masih dirasa kurang pas. 

"Setelah saya coba, adalah sedikit yang mungkin bisalah saya jadi Danpok. Tapi menurut saya, kayaknya lebih cocok di bagian pembentang," katanya.

Genta tak lupa menitipkan pesan agar Bagas selalu percaya diri selama berlatih. Misal disuruh maju sama pelatih, Bagas harus segera tunjuk tangan atau langsung maju saja. Mau benar atau tidaknya gerakan yang akan dia coba, itu urusan belakangan. Toh, pelatih akan membenarkannya.

"Soalnya, saya ini jadi orang ke sekian yang membawa Lampung. Misalnya saya enggak jadi petugas juga, wah tahun ini Lampung nilanya jelek. Pikir orang seperti itu. Hal itu pasti buat nama saya dan sekolah saya kebawa juga," ujarnya.

"Kalau tahun ini saya jelek, nama Metro yang kena imbas," Bagas melanjutkan.

Selain itu, Genta mengingatkan supaya Bagas terus mengasah mentalnya. Sebab, bila mental jatuh, semua akan bubar. Apalagi jika Paskibraka Nasional 2019 kelahiran Metro, 11 Desember 2003 ini ingin berada di kelompok delapan. 

"Tiga orang itu (tim pengibar di kelompok delapan) menjadi patokan pasukan di belakangnya. Satu saja enggak fokus, akan bubar, enggak bakal mulus jadinya," ujarnya.