Sukses

Canggih, Tekanan Darah Bisa Diukur Lewat Swafoto

Dalam studi ini, kamera ponsel yang dimodifikasi dengan teknologi tersebut bisa membantu pengukuran tekanan darah hanya lewat swafoto

Liputan6.com, Jakarta Jika selama ini banyak yang menganggap swafoto (selfie) adalah kegiatan yang sekadar pamer, sebuah studi menemukan manfaat hal itu untuk kesehatan. Mereka bisa melihat tekanan darah Anda.

Penelitian yang dilakukan di University of Toronto, Kanada menemukan cara untuk mengukur tekanan darah secara akurat hanya dengan kamera ponsel. Mereka mengembangkan perangkat yang diberi tambahan teknologi transdermal optical imaging (TOI).

Dilansir dari New York Post pada Rabu (14/8/2019), sensor optik pada ponsel pintar yang sudah dimodifikasi mampu menangkap cahaya merah yang dipantulkan dari hemoglobin di bawah kulit. Ini memungkinkan teknologi TOI menggambarkan dan mengukur perubahan aliran darah.

Studi yang dimuat di jurnal Circulation: Cardiovascular Imaging itu dilakukan pada 1.328 orang dewasa di Kanada dan Tiongkok. Wajah mereka direkam selama dua menit dengan ponsel pintar iPhone.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Penelitian Lanjutan Bagi Penderita Hipertensi

Kang Lee, penulis utama studi dan profesor psikologi terapan dan pengembangan manusia di Ontario Institute for Studies in Education mengatakan bahwa dari video yang ditangkap perangkat tersebut, bisa dilihat bagaimana darah mengalir di berbagai bagian wajah.

"Dan melalui pasang surut ini serta aliran darah di wajah, Anda bisa mendapatkan banyak informasi," kata Lee dalam sebuah pernyataan pers.

Meski begitu, Lee menambahkan bahwa masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memastikan pengukuran bisa dilakukan seakurat mungkin. Hal tersebut karena masih ditemukan kekurangan seperti mereka tidak melakukan uji coba pada orang yang berkulit sangat gelap atau sangat cerah.

"Untuk meningkatkan aplikasi kami agar dapat digunakan, terutama bagi orang-orang dengan hipertensi, kami perlu mengumpulkan banyak data dari mereka yang sangat, sangat sulit karena banyak dari mereka sudah minum obat," ujar Lee yang juga pendiri startup Nuralogix itu.

Para peneliti menyatakan bahwa teknologi semacam ini memiliki potensi besar, terutama bagi penyediaan layanan kesehatan yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau.