Liputan6.com, Jakarta Dermatitis Atopik (DA) yang dikenal dengan Asma Kulit atau Eksem Atopik adalah penyakit kulit yang bersifat kronis dan selalu berulang. DA membuat kulit mengalami peradangan kulit, gatal, kering, dan pecah-pecah jika tidak segera diobati.
“Sampai sekarang, penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Dermatitis Atopik merupakan penyakit kulit yang diturunkan secara genetik. Sehingga sebaiknya tidak memakai terminologi sembuh, melainkan terkontrol,” ucap dokter spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Pramudia Jakarta, Anthony Handoko.
Baca Juga
Penyakit ini sering timbul pada anak usia 1-5 tahun. Namun, DA juga dapat menyerang semua usia, mulai dari bayi sampai dengan lanjut usia pada pria dan wanita.
Advertisement
“Bahkan pasien lansia lebih rentan terkena DA jika dibandingkan dengan pasien dewasa, karena kulit yang lebih tipis dan menurunnya daya tahan kulit. Ditambah dengan sistem imun yang rendah,” ucap dokter spesialis kulit dan kelamin Ronny Handoko yang juga hadir dalam kesempatan yang sama.
Gejala DA diantaranya gatal, alhasil hal ini membuat banyak orang mengira alergi terhadap sesuatu. Namun, DA dan alergi adalah dua hal yang berbeda. Orang yang memiliki alergi, bukan berarti memiliki DA. Tetapi keduanya memang memiliki keluhan yang sama yaitu gatal.
Untuk menghindari kesalahan informasi, berikut beberapa mitos dan fakta yang perlu Anda ketahui soal DA.
1. DA timbul karena alergi makanan tertentu.
Mitos: DA merupakan penyakit yang diturunkan secara herediter atau genetik. Bukan karena alergi dari makanan atau minuman tertentu.
“Menurut beberapa penelitian, hanya sedikit dan kecil kemungkinannya DA timbul karena alergi dari makanan,” ucap Anthony.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
2. Kulit penderita DA lebih sensitif
Fakta: Penderita DA memiliki kulit yang cenderung kering, hipersensitif dan rentan terhadap faktor eksternal. Ketika terkenal faktor pemicu seperti udara panas atau debu, maka DA yang diderita pasien akan lebih cepat kambuh.
3. Penyakit DA menular
Mitos: Penyakit ini disebabkan oleh faktor keturunan, sehingga tidak akan tertular pada orang lain.
“Banyak orang tua yang bertanya ke saya apakah penyakit ini bisa menular atau tidak, karena orang tua dan adik sang pasien juga terkena DA. Jawabannya tidak. karena malah sang anak yang mengikuti genetik dari orang tuanya sehingga bisa terkena DA,” ucap Anthony.
4. Penderita DA akan tergantung dengan obat
Fakta: Penderita DA memang tergantung dengan obat, terutama ketika kambuh. Namun, jika sudah dalam fase terkontrol, pasien DA hanya perlu menjaga diri agar tidak timbul.
Advertisement
5. Penderita DA boleh mandi air panas
Mitos: Penderita DA tidak dianjurkan untuk mandi air panas. Karena penderita DA memiliki kulit kering yang berarti kekurangan minyak dalam tubuhnya. Suhu panas dari air dapat mengurangi kelenjar minyak dalam tubuh.
Penulis: Diviya Agatha