Sukses

Malapetaka yang Bikin Paskibraka Indri dari Aceh Ingat Nasihat Ibu

Nasihat ibu selalu diingat Paskibraka Nasional 2019 dari Aceh ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gadis Aceh Indrian Puspita Ramadhani selalu ingat dengan nasihat ibunya agar selalu menjaga diri dan tidak ceroboh selama menjalani pendidikan dan pelatihan (Diklat) Paskibraka Nasional 2019.

Dia bercerita, dulu dirinya pernah kehilangan benda berharga karena ceroboh.

“Bunda bilang tetap semangat, di sana jangan cengeng-cengeng, jangan ceroboh karena aku ceroboh orangnya,” ujar Indri sambil tertawa kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di Istana Merdeka, Jakarta.

“Ceroboh ini Kak, barang. Pernah kehilangan handphone di Aceh, kayak lagi main kan ke Timezone gitu, terus hapenya di kantong, tiba-tiba gak ada lagi. Hilang gara-gara keseruan main,” kata Paskibraka Nasional 2019 berhijab ini.

Pengalaman dan nasihat ibunya itu pun membuat Indri menjadi lebih berhati-hati. Dia mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak pernah lagi ceroboh dalam meletakkan barang.

Selain itu, dia juga terus menjaga kondisi fisiknya agar tidak tumbang. Dia pun belum pernah sakit selama menjalani latihan Paskibraka Nasional 2019.

“Kesehatan sangat dijaga, Kak. Siap, belum pernah sakit,” kata Indri.

 

 

 

Saksikan Video Menarik Terkait Paskibraka Nasional

2 dari 3 halaman

Gugup Latihan di Istana Merdeka

Indri juga menceritakan [engalamannya selama berlatih di Istana Merdeka, Jakarta. Menurutnya, latihan terasa sangat berbeda dibanding saat menjalaninya di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.

Hal ini karena rumput di istana membuat langkah kaki terasa lebih berat.

“Berat banget kak. Kayak waktu kan pertama di aspal, sampai ke rumput udah kayak ketarik langkah kita tuh, udah kayak berat, kayak dipakein apa gitu ke kaki. Berat banget rasanya,” tutur Indri kepada Diary Paskibraka Liputan6.com usai latihan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 14 Juli 2019.

Suasana latihan di Istana Merdeka juga dianggap Indri terasa lebih megah. Dia pun sempat merasa gugup saat pertama kali mulai latihan di sana.

Pelatih juga jadi lebih sering memerintahkannya untuk mengangkat kaki lebih tinggi lagi. Gerakan tangan pun diminta untuk jadi lebih tegas.

“Kakak pelatihnya bilang angkat kakinya tinggi-tinggi biar sama jadinya, biar rapi, biar barisannya bagus. Kalau satu tinggi satu pendek kan gak bagus, gitu,” jelasnya.

3 dari 3 halaman

Kangen Suasana di Aceh

Cewek yang bercita-cita masuk Akademi Kepolisian (Akpol) atau Angkatan Militer (Akmil) ini menambahkan, dia juga sangat rindu dengan suasana di Aceh. Terutama, dengan masakan Aceh yang dinilainya paling enak sedunia.

Apalagi, masakan ibunya juga tidak ada yang menandingi.

“Makanan di Aceh enak-enak. Enak banget makanan di Aceh, makanan masakan bunda, rendang,” ungkap Indri.

Namun, Indri ternyata tidak begitu kaget dengan masakan yang ada di Jakarta. Ternyata, dia pernah tinggal di Tanggerang saat masih kecil dulu. 

“Kalau ke Jakarta gak pertama kali. Dulu tinggal di Tanggerang, abis itu kelas 4 SD pindah ke Aceh,” kata dia.

Meski Aceh lebih panas, cewek yang hobi bernyanyi ini tetap rindu dengan kampung halamannya.

“Jakarta lebih adem daripada Aceh. Tapi lebih enak di Aceh,” Indri mengakhiri sambil tersenyum.