Liputan6.com, Jakarta Rupanya sikap optimis dan pesimis turut memengaruhi kualitas tidur seseorang. Peneliti dari Amerika Serikat mengungkapkan mereka yang menjalani hari dengan optimis cenderung memiliki kualitas tidur yang baik.
Rosalba Hernandez, asisten profesor di Universitas illinois di Urbana-Champaign School of Social Work, Amerika Serikat mempelajari hubungan kualitas tidur dengan optimisme. Hernandez bersama denga timnya memeriksa 3.548 peserta berusia 32-51 tahun. Para partisipan ditanyai tentang seberapa optimis diri mereka.
Baca Juga
Partisipan yang memiliki skor lebih tinggi cenderung memiliki tidur 6 sampai 9 jam setiap malamnya. Lalu, sekitar 74 persen partisipan yang pesimis cenderung memiliki kualitas tidur yang lebih pendek bahkan kemungkinan mereka menderita insomnia.
Advertisement
Hasil penelitian mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap optimisme dengan kualitas tidur yang baik. Kurang tidur tentu dapat meningkatkan risiko bagi kesehatan seperti obesitas, hipertensi dan semua penyebab kematian yang lebih tinggi seperti dilansir Medical News Today, Sabtu (17/8/2019).
Â
Hubungan
Hernandez menjelaskan bahwa orang -orang yang selalu berpikiran positif dalam berbagai hal dan terus ditanamkan dalam siklus tidur mereka mengakibatkan mereka akan memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
"Orang-orang optimis lebih cenderung terlibat dalam penanganan aktif yang berfokus pada masalah dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa stres dengan cara yang lebih positif, mengurangi kekhawatiran dan pemikiran rumit ketika mereka tidur dan sepanjang siklus tidur," kata Hernandez.
Â
Penulis : Eflien Anggelien
Advertisement