Liputan6.com, Jakarta Beberapa ekor anjing dikabarkan mati setelah berenang dan terpapar alga beracun di Amerika Serikat. Kejadian tersebut membuat pemerintah setempat meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan peliharaan mereka.
Mengutip Fox News pada Selasa (20/8/2019), tiga anjing mati di North Carolina setelah mereka berenang di kolam Wilmington dan terpapar alga beracun. Sang pemilik mengatakan bahwa mereka mati dalam hitungan jam saja.
Baca Juga
Selain itu, beberapa anjing juga dikabarkan mati di wilayah Austin di Texas, serta di Marietta, Georgia. Pemerintah Austin, lewat akun Twitternya juga meminta agar hewan peliharaan dan juga orang, untuk tidak berenang atau minum di danau setempat.
Advertisement
CBS 2 juga melaporkan bahwa alga beracun ditemukan di beberapa danau di New Jersey pada musim panas ini.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Paparan Kecil Bisa Sebabkan Keracunan
Para pakar dari Pet Poison Helpline menyatakan bahwa alga tersebut bernama cyanobacteria atau dikenal dengan nama alga biru-hijau. Bakteri mikroskopis ini ditemukan di danau air tawar, aliran, kolam, dan ekosismte air payau.
"Mereka dapat menghasilkan racun seperti microcystins dan anatoxin yang mempengaruhi seseorang, ternak, dan hewan peliharaan yang berenang dan minum dari air terkontaminasi alga," tulis Pet Poison Helpline dalam laman resminya.
Karena sulitnya deteksi racun, maka untuk saat ini semua alga tersebut harus dianggap berbahaya. Paparan sangat kecil pun bisa menyebabkan keracunan mematikan.
Advertisement
Membahayakan Rantai Makanan
Bagi hewan peliharaan seperti anjing, beberapa gejalanya adalah muntah, diare, sulit bernapas, dan liur berlebihan. Sementara bagi manusia, korban bisa mengalami ruam, kram perut, mual, diare, dan muntah.
Environmental Protection Agency mengatakan bahwa alga ini berkembang di musim panas atau saat suhu air lebih hangat dari biasanya. Namun, mereka memperkirakan bahwa berkembangnya alga berbahaya ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Bukan hanya racun di air, mereka bisa membahayakan bagi seluruh rantai makanan.
"Seluruh jaring makanan bisa terkena dampaknya karena racun ini diproduksi," kata David G. Schamle III, profesor dari Virginia Tech seperti dikutip dari CNN.