Sukses

Secercah Harapan dari Sang Panglima untuk Paskibraka Carolus Asal Papua

Paskibraka Nasional 2019 dari Papua, Carolus Keagop Kateyau, ingin masuk Akademi Kemiliteran (Akmil)

Liputan6.com, Jakarta - Penjelasan Panglima TNI Hadi Tjahjanto soal penerimaan taruna Akademi Kemiliteran (Akmil) membuat Paskibraka Nasional 2019 dari Papua, Carolus Keagop Kateyau, lega.

Carolus, mengaku, hidupnya menjadi tidak tenang lantaran jurusannya di sekolah menjadi 'hambatan' baginya untuk bisa masuk Akmil. Begitu pun jika Carolus mau masuk Akademi Kepolisian (Akpol), kegundahan yang sama terjadi.

Paskibraka Nasional 2019 yang bersekolah di SMA YPK Teruna Bakti ini, menjelaskan, jurusan yang dia pilih adalah Bahasa. Sedangkan untuk masuk Akpol maupun Akmil, kata dia, kebanyakan harus dari IPA. 

 

Saat berkunjung ke Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa, 20 Agustus 2019, Carolus tak sungkan menanyakan hal tersebut ke Panglima TNI Hadi. 

Carolus, bertanya, apakah mungkin siswa dan siswi di luar dari jurusan IPA, seperti IPS dan jurusan lainnya diterima di Akmil. Menurut Panglima TNI Hadi, ada tahun-tahun tertentu penerimaan taruna dan taruni Akmil bisa dari jurusan lain, selain IPA.

"Ada tahun-tahun tertentu penerimaannya bisa dari luar IPA. Semoga saja di tahunnya kamu nanti, hal itu berlaku," kata sang Jenderal. 

Pada beberapa jurusan di Akmil, lanjut Hadi Tjahjanto, ada hitung-hitungan matematika yang digunakan. Baik cara menembak, bahkan untuk terjun payung saja memakai ilmu di jurusan IPA. Itu mengapa siswa dari jurusan IPA yang dicari. 

 

 

 

Video Saat Paskibraka Nasional 2019 Bertugas pada HUT ke-74 RI

2 dari 2 halaman

Paskibraka Carolus dari Papua Mengaku Harapan Itu Masih Ada

Mendengar penjelasan Hadi tersebut, Carolus merasa sedikit lebih tenang. Setidaknya, dia masih punya harapan untuk menjadi Akmil. "Semoga di tahun saya nanti (2021), itu terjadi," kata Carolus kepada Diary Paskibraka Liputan6.com .

Bukan tanpa alasan serius dia sangat ingin bisa masuk Akpol atau Akmil. Semua itu karena keresahan yang dia alami di lingkungan tempat tinggalnya di Papua.

“Saya mau fokus untuk mengurus, menjaga, dan mensejahterakan rakyat. Karena sekarang kan kasus kriminal sudah terlalu merajalela gitu, jadi saya ingin mengubah pandangan orang dan mengubah masyarakat,” ujarnya

Carolus menceritakan, kasus pembegalan saat ini sedang marak terjadi di Papua. Selain itu, minuman keras juga banyak terdapat di kalangan mereka yang masih muda.

“Terus banyak anak kecil yang udah kelewat batas. Sudah bisa (minum) miras, merokok, itu harus ditindak,” katanya menambahkan.

Itu sederet alasan yang membuat Carolus ingin mengabdi untuk negara.