Liputan6.com, Jakarta Selama ini Anda pasti sudah sering mendengar program Keluarga Berencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dua Anak Cukup. Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memang ada alasan ilmiah di baliknya.
"Dua anak cukup atau dua anak lebih sehat itu adalah kenyataan. Walaupun tidak diprogramkan, secara medis itu memang lebih sehat dibandingkan punya tiga anak atau lebih," kata Hasto saat ditemui khusus oleh Liputan6.com di Kantor Pusat BKKBN Jakarta Timur ditulis Kamis (22/8/2019).
Menurut data-data ilmiah, angka kematian ibu lebih tinggi saat melahirkan untuk ketiga, keempat atau kelima kalinya. Selain itu, risiko kematian bayi juga meningkat pesat di anak ketiga, keempat, kelima dan seterusnya.
Advertisement
"Jadi, dua anak cukup ini bukan soal local genious atau budaya tapi cenderung masalah biologis saja. (Dua anak cukup) itu bukan bahasa program melainkan bahasa kedokteran karena kalau melahirkan tiga anak banyak ibu meninggal karena pendarahan," lanjut pria yang juga dokter kebidanan dan kandungan konsultan ini.
Hasto menjelaskan ketika seorang wanita hamil anak ketiga maka kondisi rahim lebih kendur dibandingkan saat hamil pertama dan kedua. Kondisi itu membuat ibu melahirkan secara spontan di kehamilan ketiga cenderung kontraksi lebih sulit, sehingga pendarahan lebih banyak.
"Itu sebabnya, kalau ibu yang melahirkan ketiga atau lebih di bidan atau dukun, sering tidak tertolong," tutur pria yang juga konsultan fertilitas ini.