Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap penelitian pada akar Bajakah, yang memiliki potensi dalam pengobatan kanker. Studi ini sendiri dianggap memiliki keistimewaan tersendiri.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan bahwa penelitian terkait Bajakah yang berpotensi sebagai antikanker berbeda dengan studi yang dilakukan oleh para peneliti profesional seperti profesor.
Baca Juga
"Yang kami lihat ini anak-anak. Saya menghargai anak muda yang mau memikirkan suatu penelitian," kata Nila dalam konferensi pers di gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta pada Senin (26/8/2019).
Advertisement
Nila juga memberikan apresiasi bagi guru yang memberikan fasilitas bagi para siswa tersebut untuk melakukan penelitian terkait potensi Bajakah ini. Meski belum benar-benar dianggap mampu menyembuhkan, namun studi ini dinilai merupakan salah satu terobosan yang sangat baik dari anak-anak muda Indonesia.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Balitbang Kemenkes dan Kemenristekdikti Sedang Bersemangat
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan bahwa apabila sudah memasuki tahap uji klinis, tentunya harus menggandeng perusahaan farmasi untuk melakukan studi ini.
"Pada waktu uji di manusia, bahan ujinya ini harus diproduksi oleh industri, karena harus melalui CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik). Artinya langkah itu masih panjang dan harus bersama-sama dengan industri," kata Siswanto dalam kesempatan yang sama.
Sehingga dibutuhkan sinergi antara peneliti atau akademisi, industri, serta peneliti senior, untuk melakukannya bersama-sama.
"Tentu saja Badan Litbang bersama-sama dengan Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi), sekarang sedang semangat-semangatnya untuk melakukan hilirisasi terhadap hal-hal yang menjadi potensi tadi," kata Siswanto.
Advertisement