Liputan6.com, Jakarta Akses pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam program Jaminan Kesehatan Nasional bagi pasien kanker, harusnya sudah bisa mereka dapatkan sejak stadium awal. Hal itu ditegaskan oleh komunitas penyintas.
"Kami mengharapkan ada koridor khusus (bagi pasien kanker) jangan berjenjang," kata Ketua Umum Indonesia Cancer Information & Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri pada Health Liputan6.com.
Baca Juga
Ditemui di Jakarta pada Kamis (29/8/2019), Aryanthi mengatakan bahwa perawatan kanker harusnya dilakukan tanpa jenjang, sejak ditemukannya gejala awal seperti benjolan.
Advertisement
"Misalnya kalau di rumah sakit tipe C, bisa langsung ke tipe A atau tipe B yang sudah mempunyai dokter onkologi. Jadi langsung jangan berjenjang, itu harapan dari pasien kanker," kata Aryanthi.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Perbaikan Pelayanan Kesehatan juga Menghemat Pengeluaran JKN
Dalam konferensi pers bertajuk "Tantangan dan Harapan: Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Kanker Payudara HER2-positif di Indonesia" dokter spesialis bedah onkologi Farida Briani Sobri mengatakan bahwa masih banyak masalah terkait pelayanan kesehatan bagi pasien kanker di Indonesia.
Di luar harga obat terapi target seperti Trastuzumab yang mahal dan sempat ditarik oleh BPJS Kesehatan, layanan rumah sakit juga dirasa masih belum maksimal.
"Sebenarnya pelayanan di hampir semua rumah sakit pemerintah di Indonesia masih banyak yang seharusnya diperbaiki, baik dari aspek prosedur diagnostik maupun pengobatan kanker payudara," kata Farida dalam kegiatan tersebut.
'Hasilnya bukan hanya akan lebih sesuai dengan standar terapi yang benar, namun juga lebih menghemat pengeluaran JKN," tambahnya.
Advertisement