Liputan6.com, Jakarta Banyak orangtua mengeluhkan buah hatinya ogah makan buah dan sayur. Menurut ahli gizi Hardinsyah orangtua perlu mencontohkan perilaku gemar makan buah dan sayur karena pada dasarnya anak adalah peniru.
"Kalau anak tidak suka sayur buah, jangan salah bisa jadi papa mamanya tidak suka makan sayur buah. Baik secara kebiasaan dalam arti menularkan cara makan, maupun direkam dari tubuh kita tidak pernah ada cita rasa buah ini," jelas pria yang juga Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan ini di Jakarta.
Baca Juga
Selain itu, Hardinsyah mengingatkan kepada para ibu hamil agar gemar makan buah dan sayur. Cita rasa makanan akan terekam di otak janin.
Advertisement
Lalu, pada saat menyusui ibu juga diharapkan gemar makan buah dan sayur. Kebiasaan baik ini nantinya akan ditularkan kepada buah hati ketika sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) hingga dewasa.
"Jadi ibu menyusui, apa yang kita rasakan dari makanan akan terekam ke otak anak, kemudian setelah ASI eksklusif selesai, perekaman tadi dibuka lagi ketika makanan itu masuk, 'Oh ini makanan yang dikenalin mama lewat ASI'Â kira-kira begitu mekanismenya," tutur Hardinsyah seperti dikutip Antara, Rabu (4/9/2019).
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Orang Indonesia Kurang Serat
Hardinsyah yang juga merupakan guru besar Institut Pertanian Bogor menerangkan data Kementerian Kesehatan bahwa 94 persen masyarakat Indonesia tidak cukup mengonsumsi sayur dan buah.
Dia mengatakan produk susu atau suplemen makanan yang mengandung vitamin dan serat tidak bisa dikonsumsi seutuhnya untuk memenuhi kecukupan gizi harian, melainkan hanya untuk asupan tambahan. Sementara kebutuhan pokok tubuh akan gizi dan vitamin harus didapat dari buah dan sayur.
Hardinsyah menyebut kebutuhan vitamin dan serat orang dewasa cukup dengan makan buah tiga porsi sehari atau sekitar 300 gram dan makan sayur sekitar 150 gram.
Advertisement