Liputan6.com, Jakarta Ramesh, pria asal India, baru berusia sembilan tahun ketika dia mengalami insiden yang membuat penisnya rusak. Saat itu, dia terkena sengatan listrik sebesar 11 kiloVolt.
Pria yang saat ini sudah berusia 25 tahun itu, terbakar dari ujung kepala hingga ujung kaki, termasuk penisnya. Kondisi tersebut membuatnya tak bisa kencing berdiri seperti anak laki-laki pada umumnya.
Baca Juga
Masalah itu membuat Ramesh kecil depresi. Anak-anak lain di sekolah bahkan sempat melakukan perundungan padanya. Tidak hanya pada anak itu, namun juga kedua orangtuanya.
Advertisement
Namun, baru-baru ini, pria yang bekerja sebagai pegawai negeri itu mendapatkan penis baru setelah melewati sebuah operasi rekonstruksi selama 8 jam di awal Juli lalu.
"Kami merekonstruksi penisnya dari jaringan tangan melalui rekonstruksi penis mikrovaskuler," kata dokter bedah plasti Saumya Nayak dari Luxor Hospital seperti dilansir dari The Sun pada Kamis (5/9/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Depresi di Masa Kecil
Nayak mengatakan teknik yang dilakukan dalam rekonstruksi itu sama seperti yang digunakan dalam operasi transgender.
Para dokter mengatakan setidaknya, butuh waktu hingga 18 bulan agar Ramesh benar-benar bisa pulih sepenuhnya. Nantinya, dia akan mendapatkan operasi kedua agar berfungsi hingga 100 persen.
"Bagi saya, ini tidak lebih dari sebuah keajaiban. Sebagai anak kecil, saya selalu depresi ketika tidak bisa pipis berdiri seperti anak lainnya," kata Ramesh seperti dikutip dari Times of India.
"Setiap saya mencoba melakukan itu, pakaian saya pasti basah," kata Ramesh meceritakan.
Proses pembuatan penis sendiri bukan pertama kalinya dilakukan. Tahun 2018, Andrew Wardle (44) mendapatkan prosedur implan penis. Operasi itu sudah dilakukan sejak 2015.
Pria asal Inggris itu dilahirkan dengan kondisi langka yang membuatnya lahir tanpa alat kelamin laki-laki. Dua tahun kemudian, usai prosedur itu, dia sudah bisa berhubungan seks untuk pertama kalinya.
Advertisement