Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat mengenal dua jenis susu, yaitu bubuk dan cair. Lantas dari kedua jenis susu tersebut, mana yang lebih baik untuk dikonsumsi?Â
Menurut ahli gizi Prof Hardinsyah, konsumsi susu bubuk atau cair sebenarnya tergantung masing-masing orang.
Advertisement
"Tergantung orang butuhnya apa," ujar Hardinsyah saat ditemui di bilangan Kebayoran, Jakarta Selatan, ditulis Minggu (8/9/2019).
"Ada yang lebih suka minum susu yang ada aroma sapinya sedikit. Ya, dia bisa yang susu murni cair. Ada juga orang yang enggak suka bau sapi, bisa pilih bubuk. Itu terserah pilihan mereka." Â
Yang perlu diketahui, susu segar murni memiliki kandungan rendah zat besi. Namun, ada susu cair yang sudah melalui fortifikasi dengan penambahan zat gizi, seperti zat besi, asam folat, vitamin A, dan D.
Serupa dengan susu cair, susu bubuk juga ada yang diperkaya nutrisi. Penambahan zat gizi pada susu bubuk maupun cair memperkaya kelengkapan asupan gizi pada tubuh.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Susu Terbaik
Menurut Hardinsyah, susu terbaik adalah sesuai keinginan dan selera karena susu sebagai salah satu pelengkap untuk hidup sehat.Â
"Dibutuhkan rasa senang untuk menjalankannya (minum susu), bukan dengan tertekan," ujar pria yang baru-baru ini diangkat sebagai Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Asia ini.Â
Di sisi lain, proses pembuatan susu bubuk melewati proses pengayaan. Pada proses tersebut, berbagai vitamin, makro dan mikronutrien dimasukan ke dalam susu. Hal itu mengembalikan gizi yang kemungkinan hilang selama proses produksi.
"Oleh karena itu, biasakan baca label. Belajar baca label kemasan yang ada komposisi produknya. Walaupun susu bubuk melewati proses panjang, tetap saja ada proses pengembalian zat-zat dengan fortifikasi," Hardinsyah menerangkan.
Advertisement
Tahan Lama Disimpan
Hardinsyah juga menambahkan, susu bubuk biasanya bertahan lama disimpan ketimbang susu cair. Awet tersebut bukan semata-mata karena penambahan pengawet. Melainkan ada peran dari teknologi canggih pengering. Jika dikeringkan dan dihilangkan kadar airnya, maka akan jadi bertahan lama.
"Sama seperti tepung beras dengan nasi, awet yang mana? Pasti tepung kan. Karena kadar air yang rendah itu tepung, sementara nasi kan basah. Jadi, dapat bertahan lama itu bukan karena pengawet, tapi sifatnya kering, makanya awet," tutup Hardinsyah.Â