Sukses

Dokter Paru: Klaim Rokok Elektrik Lebih Aman, Menyesatkan

Anggapan bahwa rokok elektrik lebih aman banyak ditentang oleh para pakar di seluruh dunia

Liputan6.com, Jakarta Efektivitas rokok elektrik lebih menyehatkan dan mampu membebaskan perokok dari rokok konvensional masih dipertanyakan. Apalagi, baru-baru ini dunia dihebohkan dengan banyaknya pasien penyakit paru terkait vaping di Amerika Serikat.

"Klaim vaping lebih sehat itu jelas menyesatkan publik," kata dokter spesialis paru Fitriani Taufik dalam konferensi pers di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (9/9/2019).

Fitriani mengatakan, yang terpenting untuk berhenti merokok sesungguhnya adalah motivasi. Meski memang beberapa orang berhasil melepaskan diri dari rokok konvensional dengan cara itu.

"Mungkin memang bisa pakai rokok elektrik untuk sementara buat berhenti, tapi itu kan kasus per kasus, tidak mengesampingkan bahwa ada yang berhasil dengan cara itu. Tapi kalau dokter merekomendasikan untuk digunakan, ya tidak mungkin," kata Fitriani yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini.

Hal tersebut karena masih belum jelasnya kandungan yang ada di dalam berbagai rokok elektrik.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Klaim Lebih Aman Bisa Berbahaya

Bahaya dari vaping mendapat sorotan dari para ahli di seluruh dunia, usai memakan lebih dari 400 korban penyakit paru di Amerika Serikat.

Dr. Michael Blaha, direktur penelitian klinis di Johns Hopkins Ciccarone Center for the Prevention of Heart Disease mengatakan bahwa meski dianggap "lebih rendah bahayanya" bukan berarti pengguna rokok elektrik benar-benar terlepas dari bahaya.

"Anda membuka diri terhadap semua jenis bahan kimia yang belum kita pahami dan mungkin tidak aman," kata Blaha seperti dikutip dari Gulf News.

Dr. Brajes Mittal, konsultan kardiologis di Medcare Hospital Dubai, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa asumsi penggunaan rokok elektrik lebih aman dirasa juga menciptakan tren tersendiri.

"Karena merasa aman, bahkan anak-anak dan remaja menggunakannya dan jelas membuat mereka lebih terbiasa. Alih-alih mengurangi penggunaan rokok standar, ini menjadi pintu gerbang untuk merokok di masa depan," kata Mittal.