Sukses

Meski Harganya Mahal, Dampak Rokok Elektrik pada Generasi Muda Tetap Mengkhawatirkan

Harga rokok elektrik yang lebih tinggi juga dinilai belum benar-benar membebaskan generasi muda dari bahaya produk ini

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan rokok elektrik di kalangan para perokok dikhawatirkan malah menjadi tren berbahaya bagi generasi yang lebih muda termasuk para pelajar.

Dokter spesialis paru Fitriani Taufik mengatakan bahwa meskipun rokok elektrik dilarang bagi kelompok usia di bawah 18 tahun, namun penjualan serta peredarannya tetap sulit dikontrol dan tidak terjamin.

"Yang dikhawatirkan rokok elektrik menjadi pintu gerbang ke rokok konvensional, ujung-ujungnya adiksi juga," kata Fitriani dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Senin (9/9/2019).

Selain itu, ditakutkan juga akan banyak bahan campuran lain dalam rokok elektrik, salah satunya narkoba.

"Mungkin kalau kita yang dewasa sudah mengerti, tapi kalau anak muda yang ingin mencoba sulit dilarang," kata dokter yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Dari Sisi Sosial

Meskipun harga rokok elektrik lebih tinggi dibanding dengan rokok konvensional, tetap ada kekhawatiran yang muncul bagi kalangan anti-rokok.

"Walaupun harganya tidak seperti konvensional, lebih tinggi, tapi ini yang membuat rokok elektrik sebagai fesyen tersendiri," kata Hafizh Syafa'aturrahman, Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Sehingga, dari sisi sosial, pelajar dirasa bisa menjadi korban dari dampak buruk penggunaan rokok elektrik, mulai sebagai perokok pasif hingga keinginan meniru teman dan seniornya.

Hafizh sendiri meminta agar pemerintah juga memperhatikan produk-produk semacam ini, tidak hanya rokok elektrik namun juga rokok konvensional, khususnya terkait dengan kesehatan generasi muda dan pelajar.