Liputan6.com, Jakarta Memaknai momen Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 September, semua orang harus meningkatkan kesadaran. Kesadaran yang dimaksud bagaimana kita mengenal dan memahami diri sendiri.
Dokter spesialis kejiwaan Dian Pitawati menyampaikan, kita harus memahami diri sendiri. Sifat dan sikap seperti apa yang kita miliki tatkala di hadapkan dengan tantangan hidup.
Advertisement
"Di Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, perlu mengenali diri sendiri. Kita ini orangnya seperti apa. Cukup mampu atau enggak menghadapi tantangan hidup. Apakah kita (tipe orang) cenderung tertutup dan menarik diri. Apakah kita orang yang berjuang atau suka menghindari tantangan," jelas Dian melalui siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Senin (9/9/2019).
"Saat menghadapi masalah kan tipe orang hanya dua, berjuang terus atau menghindar. Kalau enggak kuat berjuang ya berhenti sebentar, nanti lanjut lagi."
Kalau menghindar terus, orang tersebut tidak terampil menghadapi masalah. Faktor penyebab bunuh diri bisa yang paling sering terjadi dikarenakan depresi, cemas, gangguan mood (perasaan). Hal ini muncul dipengaruhi masalah pekerjaan juga kesulitan ekonomi.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Konsultasi ke Tenaga Ahli
Ketika seseorang sadar dirinya sedang depresi, terlebih lagi muncul pikiran-pikiran untuk bunuh diri sebaiknya mendatangi tenaga ahli kesehatan. Perlu bantuan untuk menangani permasalahan tersebut.
"Dianjurkan juga ada pendampingan dari orang-orang di sekitarnya, misalnya teman, keluarga, dan kerabat. Memang enggak mudah buat orang lain menerima hal itu (adanya pikiran bunuh diri)," lanjut Dian yang berpraktik di RSUP Fatmawati Jakarta.
"Kalau kita mendengar seseorang mulai mengenali dirinya sendiri mengarah pada bunuh diri, dia harus dibantu."
Langkah di atas merupakan pencegahan untuk menghindari orang yang bersangkutan terhadap pikiran bunuh diri.
Advertisement