Sukses

WHO: Setiap 40 Detik, 1 Orang Meninggal Karena Bunuh Diri

WHO meminta agar pemerintah melakukan intervensi dalam upaya pencegahan bunuh diri

Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa setiap 40 detik, satu orang meninggal karena bunuh diri. Hal ini diungkapkan terkait Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2019.

"Setiap kematian adalah tragedi bagi keluarga, teman, dan kolega," kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari laman resmi WHO.int pada Selasa (10/9/2019).

Walaupun begitu, Tedros mengatakan bunuh diri bisa dicegah. Di sini, negara-negara punya peran untuk melakukan tindakan preventif.

"Kami menyerukan agar semua negara memasukkan strategi pencegahan bunuh diri yang sudah terbukti, ke dalam program kesehatan dan pendidikan nasional secara berkelanjutan," Tedros menambahkan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Penyebab Kematian di Generasi Muda

Dalam laporan terbaru WHO, organisasi kesehatan dunia itu menyatakan bahwa di negara-negara berpenghasilan tinggi, bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada kelompok generasi muda. Angkanya juga paling tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Sementara, secara global, 79 persen dari kasus bunuh diri yang terjadi berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Data WHO hingga 2016 mengungkapkan bahwa di kalangan remaja usia 15 sampai 29 tahun, bunuh diri menjadi penyebab utama kematian nomor dua bagi perempuan dan nomor tiga bagi laki-laki.

WHO menemukan bahwa metode bunuh diri yang paling sering dilakukan adalah gantung diri, menggunakan pestisida, dan dengan senjata api.

Maka dari itu, masyarakat dan pemerintah diminta untuk berperan melakukan intervensi guna mengurangi kejadian tersebut. Beberapa strategi adalah pembatasan akses ke sarana bunuh diri dan pendidikan bagi media soal pemberitaan bunuh diri yang bertanggung jawab,

Strategi lain adalah pelaksanaan program-program di kalangan generasi muda untuk membangun keterampilan hidup agar mereka mampu mengatasi tekanan hidup, mengidentifikasi secara dini, mengelola, hingga menindak lanjuti seseorang yang berisiko bunuh diri.