Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019), pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh putra kedua BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie.
Tak diragukan bahwa sosok BJ Habibie sangat istimewa. Pria kelahiran Parepare pada 25 Juni 83 tahun silam bukan hanya pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia, melainkan juga mengharumkan bangsa melalui prestasi-prestasinya di bidang teknologi yang mendunia.
Baca Juga
BJ Habibie yang sebelum menjadi presiden Indonesia telah menyandang sebutan Bapak Teknologi Indonesia memang dikenal sebagai sosok brilian dan sangat peduli pada bidang pendidikan. Dalam banyak kesempatan, dia selalu menunjukkan semangat dan keinginan memajukan bangsa Indonesia.
Advertisement
Pada ulang tahun ke-83, 25 Juni 2019, BJ Habibie mendapat "hadiah" yang tampaknya sangat tepat yakni pembukaan Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG).
Sebagai bentuk kolaborasi The Habibie Center dengan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, HIPPG memiliki peran sentral sebagai poros pengetahuan dalam proses kebijakan dan tata kelola pemerintahan. HIPPG juga menjadi institusi yang melatih dan memberikan bantuan bagi pembuatan kebijakan dan analisis serta advokasi kebijakan.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Manusia Harus Kuasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pada kesempatan itu, Habibie sempat menyampaikan beberapa pesan penting dalam orasi ilmiahnya. "Dia (manusia) mesti kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus berpendidikan dan berbudaya," ucap Habibie di Balai Sidang Universitas Indonesia.
Habibie berpendapat, manusia harus mensinergikan antara pendidikan dan budaya. Sebagai makhluk yang berbudi, manusia harus menguasai kedua hal tersebut. Selain itu, ada tiga karakter, menurut Habibie, yang harus dimiliki oleh manusia yaitu kebudayaan, agama, serta pendidikan. Hal tersebut terkait dengan sumber daya manusia Indonesia.
"SDM yang dikehendaki adalah SDM yang bebas. Bebas yang bertanggung jawab. Kenapa kita mau bebas dan merdeka? Karena kita mau tingkatkan produktivitas. Produktivitas itu ditingkatkan dari dua elemen ini. Sedangkan output-nya iman dan takwanya meningkat," ujarnya (Baca:Â BJ Habibie: Manusia Harus Berbudaya dan Berpendidikan)
Advertisement