Sukses

Mengenal Glaukoma, Kondisi yang Membuat Thareq Habibie Kenakan Penutup Mata

Glaukoma disebut sebagai penyebab putra kedua BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie mengenakan penutup mata sebelah kanan.

Liputan6.com, Jakarta Glaukoma disebut sebagai penyebab putra kedua BJ Habibie mengenakan penutup mata sebelah kanan. Hal itu dikonfirmasi oleh kakak kandung Thareq Habibie, Ilham, mengutip laman Antara.

"Penyakitnya retina, kalau kornea bukan penyakitnya Thareq, kalau kita pakai bahasa kekinian itu adalah hoaks, tidak mungkin (menyembuhkan kerusakan retina dengan cara donor), mungkin dengan cara yang lain, dan itu belum ditemukan," kata Ilham sekaligus menepis kabar almarhum ayahnya mendonorkan kornea bagi sang adik.

Menurut Ilham, glaukoma yang dialami Thareq Habibie akibat diabetes yang ditanggungnya sejak bertahun-tahun.

Glaukoma disebut sebagai penyebab kebutaan nomor dua di dunia setelah katarak. Ini karena pasien glaukoma mengalami kerusakan pusat saraf optik. Kondisi tersebut secara perlahan mengurangi daya indera penglihatan hingga akhirnya membuat seseorang mengalami kebutaan.

 

2 dari 2 halaman

Dua jenis glaukoma

Mengutip laman WebMD, glaukoma kerap dikaitkan dengan meningkatnya tekanan di dalam mata. Sementara menurut dr Karunia Ramadhan dari Klikdokter, meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata. Sehingga merusak jaringan-jaringan saraf halus di retina dan di belakang bola mata.

Dia melanjutkan, gejala glaukoma terbagi atas glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Pada penderita glaukoma akut akan merasakan gejala seperti terlihat pandangan seperti pelangi, pandangan menurun mendadak, sakit kepala, mual, dan muntah.

Ramadhan menambahkan, salah satu penyebab glaukoma bisa karena faktor genetik. "Seseorang dengan riwayat keluarga memiliki glaukoma, cenderung memiliki risiko menderita penyakit ini lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga."

Faktor lainnya adalah semakin senja usia. Ia melanjutkan, usia 40 ke atas dan penderita yang berkacamata baik miopia atau hipermetropia juga berisiko. Begitu pula mereka yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, sering migrain, pernah mengalami kecelakaan pada kepala dan operasi mata. Juga mengonsumsi obat-obatan steroid dalam waktu lama.

Â