Liputan6.com, Jakarta Losion biasa digunakan untuk melembapkan dan melembutkan kulit kering. Memang ada losion yang dapat berfungsi sebagai pelumas seksual tapi kandungan minyak pada losion bisa merusak kondom lateks.
Bila kondom lateks rusak, kondisi tersebut meningkatkan risiko infeksi dan kehamilan yang tidak diinginkan. Itu sebabnya, lebih baik menggunakan pelumas berbasis air.
Advertisement
Menurut praktisi perawat Deborah Weatherspoon, seseorang mungkin menggunakan losion sebagai pelumas karena tekstur yang lembut dan halus. Bahkan jenis losion tertentu ada yang tidak lengket.
"Secara teori, losion yang tidak lengket juga menjadikannya pilihan pelumas yang baik. Sayangnya, itu tidak disarankan dipakai untuk pelumas seksual," tulis Deborah dalam Medical News Today, Rabu (18/9/2019).
Pembuat produk losion kulit tidak merancang produk tersebut untuk pelumasan saat berhubungan seksual. Dalam kemasan produk pun losion ditujukan penggunaan eksternal (kulit).
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Risiko Kena Bakteri Vaginosis
Kandungan minyak pada losion juga dapat merusak kondom. Zat berbasis minyak, seperti petroleum jelly dapat melemahkan produk kondom berbahan lateks. Selain itu, risiko infeksi bisa terjadi.
Studi tahun 2013 yang melibatkan 141 wanita Amerika Serikat yang menggunakan petroleum jelly sebagai pelumas seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena bakteri vaginosis. Bakteri vaginosis merupakan bakteri yang menginfeksi vagina.
Gejala yang biasa dialami berupa peningkatan cairan vagina yang biasanya berbau amis. Cairan ini biasanya berwarna putih atau keruh.
Advertisement
Rekomendasi Pelumas
Bila ingin menggunakan pelumas, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat merekomendasikan menggunakan pelumas berbasis air dengan kondom lateks untuk mencegah kerusakan kondom, iritasi, dan infeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan, penggunaan pelumas berbasis air dengan pH sekitar 4,5 untuk hubungan seks vaginal.
Dalam artikel studi tahun 2013, data awal menunjukkan, pelumas berbasis air biasanya menunjukkan kompatibilitas (kecocokan) yang lebih tinggi dengan kondom. Namun, pelumas berbasis air yang mengandung konsentrasi materi partikel sangat tinggi dapat merusak lapisan dubur.