Liputan6.com, Inggris Efek obat kuat Viagra bisa mengakibatkan penis diamputasi. Dalam kasus lain, viagra menyebabkan penis pria berbentuk melengkung, istilah medisnya dikenal dengan peyronie. Bahkan ada juga kasus pria yang mengalami priapisme--ereksi yang menyakitkan secara terus-menerus.
The Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris mencatat, 28 kematian terkait Viagra atau versi generiknya, yakni sildenafil selama beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Pria yang tidak menderita efek fatal obat kuat tersebut menderita masalah kesehatan seumur hidup.
Hampir 280 kasus terkait masalah Viagra sejak 2017. Daftar kasus sudah mencakup pria yang mengembangkan penyakit peyronie.
"[Menurut survei] Sebanyak 10 pria mengira, obat kuat Viagra mungkin memicu masalah jantung, dua orang lain menyampaikan, efeknya membuat hidung tersumbat," tulis pihak MHRA, dilansir The Sun, Senin (23/9/2019). "Sepuluh pria lainnya lebih lanjut mengaku, penglihatan jadi kabur."
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Laporan Efek Samping
Produsen Viagra, Pfizer mengakui, ada efek samping Viagra yang jarang dilaporkan. Melansir Medical News Today, pria mungkin saja mengalami priapisme atau ereksi persisten, yang dapat merusak penis secara permanen, hilang penglihatan mendadak, dering pada telinga, dan gangguan pendengaran.
Jika Anda mengalami salah satu dari kondisi di atas setelah mengonsumsi Viagra, maka Anda harus segera menghentikan obat kuat dan berkonsultasi dengan dokter.
"Profil keamanan Viagra sebenarnya sudah didasarkan pada lebih dari 9.570 pasien dalam 74 studi klinis terkontrol plasebo buta ganda serta pengawasan pasca-pemasaran. Seluruh data dikumpulkan dan ditinjau secara teratur selama lebih dari 10 tahun sejak peluncuran produk," ungkap juru bicara Pfizer--yang tak disebut namanya.
Efek samping secara umum berupa sakit kepala, penglihatan tidak normal, pilek, sakit punggung, pusing, dan ruam.
"Penting berkonsultasi dengan ahli medis sebelum meminum Viagra. Konsultasi untuk melihat bagaimana tubuh Anda akan merespons obat tersebut," lanjut juru bicara.
Advertisement