Liputan6.com, Jakarta Ketidakteraturan buang air besar (BAB) tentu kita enggak nyaman. Kondisi sulit BAB, dalam dunia medis disebut sebagai konstipasi atau sembelit.
Selain itu tak sedikit orang menganggap sembelit adalah kondisi sepele. Padahal sembelit yang disebabkan karena kebiasaan makan yang tidak sehat, perubahan pola makan, rasa letih, kurang berolahraga, dan jet lag karena perjalanan jarak jauh, jika tak diatasi segera dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Baca Juga
Sayangnya, mereka yang mengalami sembelit hanya mengatasi masalah pencernaan tersebut dengan mengonsumsi banyak buah. Ternyata, makan banyak buah belum tentu memancing untuk BAB.
Advertisement
Oleh karena itu yang harus dilakukan ketika mengalami sembelit adalah mengonsumsi obat pencahar. Salah satu yang direkomendasikan adalah Dulcolax.
Head of Marketing Consumer Healthcare Sanofi Indonesia, Adisti Nirmala menjelaskan susah BAB atau sembelit terjadi ketika saluran pencernaan tidak dapat berfungsi dengan normal. Jika dibiarkan dan tidak diobati, sembelit dapat mengakibatkan pendarahan pada anus bahkan bisa menyebabkan luka pada anus dan sumbatan usus.
Jadi kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsi Dulcolax? Dalam acara Talk Show bersama Dulcolax dengan tema Go With Your GUT, di Jakarta, Sabtu (21/9), Adisti menyarankan untuk mengonsumsi Dulcolax ketika frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Yosephine Carolline selaku Category Manager Consumer Healthcare Sanofi Indonesia menambahkan, Dulcolax hadir sebagai solusi yang dapat diandalkan untuk mengatasi masalah sembelit. Untuk memenuhi kebutuhkan konsumen, Dulcolax hadir dalam berbagai varian produk baik berupa tablet, sirup maupun supositoria.
Nah sebagai solusi praktis bagi kamu yang sering traveling, Dulcolax Tablet hadir dalam kemasan yang berisi empat tablet (4s) yang mudah dibawa kemanapun untuk keperluan traveling. Selain itu, Dulcolactol (varian sirup dari Dulcolax), juga cocok digunakan oleh anak maupun lansia.
"Rangkaian produk Dulcolax memiliki waktu kerja yang terprediksi, cepat atasi sembelit, dan memberikan rasa nyaman, sehingga setiap orang dapat kembali melakukan aktivitasnya, terutama pada saat melakukan traveling jarak jauh sekalipun," jelas Yosephine.
Oh ya, jika kamu mengalami mulas setelah minum Dulcolax, jangan khawatir karena ini adalah reaksi umum. Dulcolax sama sekali tidak menyebabkan diare, tak menyebabkan dehidrasi, sehingga tidak akan membuat tubuh menjadi lemas.
Cara minumnya sesuai aturan pakai, yaitu 1-2 tablet sehari diminum sebelum tidur. Itu karena butuh waktu sekitar 6-12 jam setelah dikonsumsi, untuk muncul rasa ingin BAB.
Untuk diketahui, sebelum talk show dimulai, Dulcolax menampilkan flashmob yang berhasil menarik perhatian para pengunjung Kompas Travel Fair (KTF) di Jakarta Convention Center (JCC). Dari flashmob itu, tak sedikit pengunjung yang kian penasaran dengan acara sharing pengalaman travel blogger, Awan Yuliawan.
Nah salah satu yang dibahas Awan dalam talk show itu mengenai perjalanan panjang yang memicu sembelit. "Maka dari itu bagi saya, menjaga kesehatan pencernaan selalu menjadi prioritas, supaya agenda kegiatan berjalan lancar. Biasanya susah BAB atau sembelit dipicu perubahan pola makan, stress, dan kurang olahraga ketika traveling. Saya bahkan pernah mengalami susah BAB atau sembelit karena tidak nyaman dengan kondisi toilet di tempat wisata sehingga saya kerap menunda BAB."
Maka dari itu, selama traveling, Awan mengandalkan Dulcolax. "Ducolax sangat membantu saya untuk mengatasi masalah susah BAB atau sembelit dalam semalam. Saya pun bisa kembali aktif dan dapat menikmati waktu traveling saya."
Dengan adanya acara talk show ini, diharapkan masyarakat dapat lebih teredukasi lagi mengenai sembelit terutama saat perjalanan jarak jauh. Selain itu, pengunjung juga bisa mengunjungi booth Dulcolax yang menghadirkan permainan seru dan tempat foto Instagramable.
 Â
(*)