Liputan6.com, Jakarta Masalah libido atau hasrat seksual pada pria sama rumitnya dengan pada wanita. Beberapa pria memang selalu ingin berhubungan intim setiap hari. Namun, sebagian lainnya sudah merasa cukup dengan bercinta sekali seminggu atau beberapa kali sebulan. Semua itu normal.
Seiring berjalannya waktu, wajar bila pasangan mengalami penurunan frekuensi hubungan intim. Tapi bila pria secara signifikan terihat stres, baik terkait diri sendiri atau dalam hubungan, tak bergairah untuk bercinta atau berfantasi, maka pasangan harus waspada. Bisa jadi suami Anda mengalami hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Baca Juga
Kondisi tersebut bisa berdampak pada para istri juga. Ketika wanita merasa tak diinginkan, biasanya dia akan bertanya-tanya. Apakah diriya tak lagi menarik? Ataukah suaminya memiliki selingkuhan? Tapi kerap kali jawabannya tak sesederhana itu.
Advertisement
Ada banyak faktor yang memengaruhi libido pria. Melansir laman Prevention, ada korelasi kuat antara libido rendang dengan masalah seksual seperti disfungsi ereksi, ejakulasi dini, serta kesulitan orgasme. Hal tersebut bisa terkait dengan bermacam-macam masalah medis seperti hipotiroid, diabetes, masalah jantung, kanker, atau efek samping pengobataan, seperti misalnya obat tekanan darah serta antidepresan.
Kondisi seperti kecemasan, depresi, atau stres berat juga bisa menghambat gairah seksual. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol pun berdampak pada libido. Pemeriksaan medis yang menyeluruh akan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Â
Apa yang harus dilakukan istri?
Lantas apa yang harus dilakukan oleh para istri jika mendapati suami mengalami libido rendah? Istri disarankan untuk tidak terlalu memasukkannya ke dalam hati bila diketahui suami memang memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan libidonya turun. Usahakan agar suami tak merasa malu dengan kondisinya. Jika suami merasa malu atau terbebani ketika terpaksa menolak berhubungan intim, itu hanya akan membuat libidonya semakin turun.
Usahakan untuk berdikusi dan mencari tahu perubahan apa yang muncul seiring berlalunya waktu. Apakah tingkat stres bertambah? Apakah kalian sering bertengkar? Kemungkinan besar memang ada hal yang perlu perbaikan dalam hubungan Anda sebelum seks kembali menjadi prioritas.
Alih-alih saling menyalahkan, cobalah saling bekerja sama menemukan akar masalahnya. Tak ada kata terlambat bagi pasangan untuk memperbaiki keadaan. Namun, bila komunikasi pun tak berjalan lancar, pertimbangkan untuk berkonsultasi pada terapis seks. Semakin Anda dan suami atau istri merasa sebagai tim, akan memudahkan usaha memperbaiki hubungan di kamar tidur.
Advertisement