Sukses

Tak Perlu Obat, Pola Makan Sehat Bisa Cegah Penyakit Jantung

Pola makan sehat bisa membantu menurunkan risiko terkena penyakit yang berujung pada penyakit jantung.

Liputan6.com, Jakarta Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cardiology oleh Beth Israel Deaconess Medical Center, Amerika Serikat, menyatakan bahwa setiap jenis diet sehat atau gizi seimbang bisa mengurangi cedera dan peradangan pada jantung.

“Cedera jantung mengarah pada kerusakan sel otot jantung,” kata Lara Kovell, M.D., kepala penelitian dan asisten profesor di University of Massachusetts Medical School’s Division of Cardiology, Amerika Serikat kepada Bicycling pada Minggu, 29 September 2019.

“Bisa disebabkan oleh serangan jantung, terlalu banyak stres pada jantung, trauma cedera atau obat, atau penyakit yang mempengaruhi struktur jantung seperti darah tinggi,” jelas Lara.

Menurut kepala penelitian itu, diet sehat adalah diet yang mengandung protein, karbohidrat, dan lemak tak jenuh. Diet itu bisa membantu menurunkan risiko terkena penyakit yang berujung pada penyakit jantung, seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas.

 

2 dari 2 halaman

Jangan Konsumsi Makanan Proses

Tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sudah diproses. Lara mengatakan bahwa mengikuti diet yang banyak mengandung makanan olahan, bahkan dalam dua minggu, bisa menaikkan berat badan.

“Makanan yang tidak diolah seperti buah utuh dan sayuran relatif rendah dalam kalori, tetapi menjadi sumber serat dan potasium yang baik. Sehingga lebih mengenyangkan dan membantu menurunkan tekanan darah,” kata Lara.

“Makanan tidak sehat bisa merusak kesehatan dengan cepat. Namun, diet sehat diyakini bisa meningkatkan kesehatan dalam kurun waktu yang serupa,” kata kepala penelitian asal Amerika itu.

Meskipun menentukan diet yang benar-benar optimal itu sulit. Kebanyakan ahli setuju bahwa secara keseluruhan, diet yang sehat berupa gabungan protein, karbohidrat dan lemak sehat.

Serta dilengkapi dengan vitamin dan mineral yang diperlukan. Walaupun para ahli belum sepakat mengenai komponennya yang pasti. Dengan kata lain membatasi gula tambahan, karbohidrat olahan, dan daging olahan yang tinggi lemak.

Penulis : Selma Vandika