Liputan6.com, Banyuwangi- Berpotensi menjadi salah satu desitinasi pilihan wisatawan, Kabupaten Banyuwangi tengah menjajaki konsep medical tourism atau berobat sambil berwisata. Hal itu tampak dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain di Banyuwangi kian berbenah diri.
Konsep medical tourism memungkinkan pengunjung menerima layanan kesehatan sambil menjajal lokasi-lokasi wisata di Banyuwangi.
Baca Juga
"Yang sudah berjalan sekarang adalah layanan hemodialisis (cuci darah). Sudah banyak orang berwisata ke Banyuwangi sambil cuci darah," tutur Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Widji Lestariono saat ditemui di Aston Hotel Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, ditulis Kamis (3/10/2019).
Advertisement
Menurut Rio, sapaan akrabnya, pasien cuci darah memilih Banyuwangi sebagai tujuan berobat bisa jadi atas saran dari fasilitas kesehatan di tempat asalnya.
"Atau pilihan layanan kesehatan hemodialisis ke Banyuwangi itu disarankan dari layanan kesehatan sebelumnya," tambahnya.
Â
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan juga video berikut ini:
Tersedia Layanan Cuci Darah
Banyuwangi tak hanya gencar mengembangkan objek wisata demi menggaet wisatawan, melainkan berbagai rumah sakit pun menyediakan layanan kesehatan seperti cuci darah.Â
Layanan hemodialisis dibuka karena permintaan pelayanan kesehatan untuk pasien penyakit ginjal terus meningkat.Â
"Sudah banyak rumah sakit yang menyediakan layanan hemodialisis. Yang pasti sudah terjadi, banyak orang berlibur sambil cuci darah ke Banyuwangi. Cuci darah kan sebentar (kurang lebih 2 sampai 4 jam), tidak sampai seharian. Selebihnya, mereka bisa jalan-jalan," Rio menerangkan.
Beberapa rumah sakit yang punya layanan cuci darah yakni RSUD Genteng dan RSUD Blambangan Banyuwangi. Di RSUD Genteng, layanan hemodialisis baru diresmikan pada November 2018. Sementara di RSUD Blambangan, rumah sakit daerah ini termasuk salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien gagal ginjal kronis.
Advertisement