Sukses

Terapi ODGJ Puskesmas Gitik Banyuwangi, Berlatih Bikin Kerajinan Tangan

Terapi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Puskesmas Gitik Banyuwangi berupa latihan membuat kerajinan tangan.

Liputan6.com, Banyuwangi Terapi bagi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Puskesmas Gitik, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur rupanya menggunakan latihan membuat kerajinan tangan. Setiap ODGJ diberikan latihan mengikuti tingkatan, dari level pemula sampai mahir.

Saat Liputan6.com memasuki ruang terapi, tampak sekitar tujuh ODGJ sedang asyik menggunting, merangkai, dan menempelkan plastik yang dibentuk menjadi bunga. Tangkai dan daun bunga pun melengkapi hasil  bunga buatan. 

"Mereka terapi di sini sambil membuat kerajinan tangan itu rutin setiap hari Selasa, minggu ketiga setiap bulannya. Kalau terapi membuat bunga ini tingkatannya pemula," terang Kepala Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Gitik, Eko Budi Cahyono saat berbincang di ruang terapi Puskesmas Gitik, ditulis Jumat (4/10/2019).

Latihan membuat bunga untuk terapi ODGJ termasuk program inovasi Teropong Jiwa (Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa) di Puskesmas Gitik.

Program tersebut dikhususkan untuk para ODGJ mendapatkan pemulihan yang tepat. Adanya kegiatan ini juga melatih fokus ODGJ mengisi hari-hari. 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Diulang di Rumah

Meskipun pertemuan di ruang terapi hanya sebulan sekali, bukan berarti para ODGJ dilepas, tanpa dipantau. Mereka tetap berlatih membuat kerajinan tangan di rumah.

"Di pertemuan berikutnya, mereka nanti dilihat kemajuannya seberapa besar. Kerajinan tangan yang dibuat hari ini, misalnya, itu diulang lagi saat di rumah. Mereka tetap membuat kerajinan tangan," Eko menjelaskan.

Para instruktur dan kader yang memberikan pelatihan pada ODGJ juga akan bertanya, 'Bagaimana hasil karyanya?, Sudah sampai mana bikin kerajinannya?'

Adanya terapi kerajinan tangan juga mendorong para ODGJ melakukan aktivitas. Ini menghindarkan dari rasa bengong. Ketika bengong, lanjut Eko, mereka bisa saja berpikiran buruk.

3 dari 4 halaman

Penilaian Kestabilan

Tingkatan membuat kerajinan tangan bisa dijadikan penilaian kestabilan. Apakah ODGJ ini makin lama stabil dan siap bekerja layaknya orang normal di lingkungan sosial.

"Ini kan terapinya dari yang mudah. Bikin bunga ini level pemula. Kalau sudah baik membuatnya, kerajinan tangan yang dibuat makin susah," tambah Eko.

"Sebenarnya terapi ini juga sebagai ujian. Kita bisa lihat kondisinya saat diberikan terapi seperti apa. Contohnya, ada yang pusing atau  terlihat tidak tenang ditugaskan membuat kerajinan tangan yang levelnya mudah."

Untuk level mahir, ODGJ yang bersangkutan mampu membuat kerajinan tangan berbentuk sepeda motor. Berbekal koran bekas, kerajinan sepeda motor tampak manis. Rasa kagum menguak saat melihat kerajinan tangan tersebut.

"Nah, kalau kerajinan sepeda motor ini tandanya dia sudah stabil. Bahkan sudah bisa bekerja dan siap nikah," ujar Eko sambil tersenyum.

4 dari 4 halaman

Dijual Daring

Sampel kerajinan tangan para ODGJ tersimpan rapi di dalam lemari kaca. Anyaman berbentuk vas bunga, tas dari plastik bekas, dan gantungan kunci terlihat dari lemari kaca. 

"Hasil kerajinan tangan ODGJ itu dijual juga lho secara daring. Pendapatannya ya buat mereka juga," Eko menerangkan.

Bahan-bahan kerajinan tangan mudah diperoleh dan berasal dari bahan bekas. Baik wanita maupun pria yang ODGJ juga mendapatkan terapi membuat kerajinan tangan.

"Disesuaikan terapinya, kalau perempuan dipilih membuat bunga ya lebih manis. Kalau laki-laki biasanya buat anyaman dari bambu atau rotan," tutup Eko.

Â