Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni. Janin kembar yang tengah dikandung Irish meninggal pada Minggu, 6 Oktober 2019. Jenazah kedua bayi perempuan langsung dimakamkan di TPU Kalimulya 1 Depok, Jawa Barat pada Minggu malam.
Menurut DZ, manajer Irish Bella, janin tersebut meninggal saat sudah masuk di trimester dua. "25 atau 26 minggu" kata DZ mengutip laman Kapanlagi.
Baca Juga
"Memang mungkin kehendak-Nya si kembar tidak bisa lahir dengan selamat. Penyebabnya nanti akan ada keluarga kasih konfirmasi kenapanya," tambah DZ lagi.
Advertisement
Mengutip laman resmi UC Davis Health, keguguran yang terjadi di trimester kedua lebih rendah dibandingkan trimester pertama yakni sekitar 2-3 persen.
Penyebab keguguran pada trimester kedua ada banyak hal. Berikut beberapa penyebab keguguran di trimester kedua seperti dikutip Very Well Family:
1. Abnormalitas kromosom
Ini adalah penyebab utama hampir semua keguguran. Di trimester kedua, faktor ini memengaruhi sekitar seperempat kasus keguguran.
2. Cacat bawaan
Cacat lahir seperti kelainan jantung atau otak pada bayi Anda yang sedang berkembang dapat membuat kehamilan Anda tidak dapat bertahan lama.
Saksikan juga video menarik berikut
3. Permasalahan pada plasenta
Salah satu permasalahan yang terjadi adalah placental abruption. Plasenta yang melekat di dinding rahim punya peran memberikan nutrisi ke janin lewat tali pusar, tapi lepas sebelum lahir. Hal ini membuat janin yang tengah berkembang tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan.
4. Infeksi
Infeksi rahim merupkan penyebab keguguran yang kerap terjadi di negara-ngera berkembang. Infeksi yang tidak diobati bisa menyebabkan persalinan spontan termasuk infeksi bakteri vaginosis, jamur, chlamydia, gonorea, trikominiasis.
5. Trauma abdominal
Setiap trauma seperti kecelakaan mobil, jatuh, tertabrak di bagian perut dapat melukai ibu dan janin. Hal bisa menyebabkan keguguran.
6. Penyakit kronis yang tidak dikontrol
Penyakit kronis pada ibu juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Dalam banyak kasus, risiko meningkat jika penyakitnya tidak terkontrol dengan obat-obatan atau gaya hidup. Misalnya ibu dengan diabetes, hipertensi, tiroid, dan penyakit autoimun lainnya.
Â
Advertisement