Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya kerusakan pada mata.
"Penting bagi pasien diabetes melitus, terutama yang telah mengidapnya lebih dari lima tahun untuk memeriksakan retina," ucap Ketua Perkumpulan Ahli Vitreoretina, Prof. Dr. Arief S. Kartasasmita, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga
Diabetes melitus merupakan salah satu penyebab terjadinya kebutaan dan gangguan penglihatan yang dinamakan diabetik retinopati (DR). Sebagian besar kebutaan akibat DR merupakan kondisi yang permanen dan tidak dapat diobati.
Advertisement
"Penyebab utama retinopati adalah kombinasi dari tingginya tekanan darah, gula darah, dan juga kolestrol. Komplikasi umum yang biasanya muncul adalah Diabetik Makular Edema (DME)," jelas Arief.
Risiko seseorang terkena DME terkait erat dengan seberapa lama pasien mengidap diabetes melitus dan tingkat keparahan DR itu sendiri.
Pada kondisi ini, kualitas penglihatan pasien akan semakin menurun. Ditandai dengan adanya titik hitam, buram, dan melihat garis yang bergelombang.
Itu sebabnya, Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI) dan Perkumpulan Ahli Vitreoretina (INAVRS) menghimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengobatan di Hari Penglihatan Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober 2019.Â
"Penting sekali bagi dokter mata dan retina untuk terus melakukan edukasi berkelanjutan dan mendiagnosa DME sedini mungkin. Karena DME yang tidak segera ditangani dapat mempercepat proses terjadinya kebutaan," ucap Arief dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Rutin Periksa Mata
Pemeriksaan retina bagi pasien diabetes melitus juga harus diulang setiap satu hingga dua tahun sekali sesuai dengan rekomendasi dokter. Prosedurnya pun akan berbeda dengan pemeriksaan mata biasa.
"Biasanya akan diberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil. Sehingga bagian retina mata bisa lebih mudah dilihat," tambah Arief.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, ditemukan setidaknya 24.600 orang dengan DR, dan sekitar 10 persen dari jumlah tersebut mengalami kebutaan.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2030 dengan estimasi sebanyak 98.400 orang dan 11.000 orang di antaranya mengalami kebutaan.
Data dari International Diabetes Mellitus Federation (IDF) tahun 2017 juga menyatakan, diabetes melakukan di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan untuk meningkat.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement