Liputan6.com, Jakarta - Terapi yodium radioaktif rupanya dapat memperburuk kondisi pasien oftalmopati Graves (OG), khususnya pasien yang perokok. Efek nuklir pada terapi tersebut mengakibatkan kelainan mata pasien OG makin parah.
Mata pasien bisa makin menonjol, yang dapat mengganggu kualitas hidup.
Baca Juga
Dokter spesialis penyakit dalam Imam Subekti menerangkan, terapi yodium radioaktif memang makin memperburuk pasien OG, tapi boleh saja diberikan.
Advertisement
"Terapi yodium radioaktif ini boleh saja diberikan pada pasien yang alami Graves dan OG. Kalau kadar hormon tiroid sedang aktif, artinya tinggi, jangan buru-buru diberikan terapi," terangnya dalam konferensi pers "Kolaborasi dalam Pengelolaan Tiroid di Indonesia" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).
"Terapinya bisa ditunda dulu ya sampai hormon tiroidnya normal,"
Oftalmopati Graves ditandai kelenjar tiroid yang aktif dan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kondisi ini berujung pasien mengalami kelainan mata. Misal, bola mata pasien menghadap ke bawah.
Â
Pemberian Obat Steroid
Â
Untuk mengatasi efek nuklir terapi yodium radioaktif, pasien diberikan obat steroid. Obat steroid biasa digunakan menambah hormon steroid dan meredakan peradangan.
"Untuk mengendalikan efek terapi yodium radioaktif, pasien diberikan steroid. Diredakan dulu hormon tiroidnya yang terlalu aktif itu," Imam melanjutkan.
"Setelah reda (kadar hormon tiroid tidak terlalu tinggi), baru dimulai lagi terapinya."
Pemberian obat steroid pada pasien OG sebagai perlindungan terhadap terapi radioaktif. Sebelum terapi, pasien bisa diberikan obat steroid dulu.
Advertisement